Rabu, 30 Agustus 2017

hakikat dan konsep perspektif global dan globalisasi serta dimensi, manfaat, tujuan dan masalah perspektif global




A.   Hakikat dan Konsep Perspektif Global
Berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia Modern, perspektif diartikan sebagai cara melukiskan benda pada permukaan datar sebagaimana yang terlihat, dan sudut pandangan. Kata global berasal dari kata “globe” dan mulai dimaksudkan sebagai planet yang berarti bumi bulat.
Menurut asal kata, perspektif global dapat dibagi menjadi dua, yaitu kata perspektif dan global, perspektif artinya wawasan/cara pandang dan global yang artinya menyeluruh/mendunia. Jadi, perspektif global artinya wawasan atau cara pandang yang menyeluruh atau mendunia.
            Namun secara ilmiah, perspektif global adalah wawasan atau cara pandang mengenai fenomena secara keseluruhan, yakni fenomena adanya interaksi, interdependensi, dan kompetisi antar umat manusia di muka bumi (Sriartha, 2004: 5). Interaksi merupakan  kegiatan saling memengaruhi daya, objek, atau tempat yang satu dengan tempat lainnya. Setiap tempat mengembangkan potensi sumber daya alamnya dan kebutuhan yang tidak selalu sama dengan tempat lain. Perbedaan tersebut mengakibatkan terjadinya interaksi antarwilayah. Contohnya interaksi yang terjadi antara desa dengan kota, dalam pendistribusian bahan pangan dari desa ke kota.  Begitu pula sebaliknya, pengangkutan mesin pertanian dari kota ke desa.
            Menurut para ahli perspektif global diartikan sebagai:

1.      Menurut Sumaatmadja dan Winardit (1999) dalam Bawa Atmadja (2007)  mengungkapkan bahwa pengertian perspektif global adalah suatu cara pandang dan cara berperilaku terhadap suatu masalah atau kejadian atau kegiatan dari sudut kepentingan global, yakni dari sisi kepentingan dunia atau internasional.
2.      Menurut Suhanadji dan Waspada TS (2004) mengungkapkan bahwa perspektif global adalah cara pandang atau wawasan untuk melihat dunia saat ini sangat dipengaruhi oleh arus global. Sehingga semua bangsa menjadi saling ketergantungan, saling mempengaruhi dan saling berhubungan diantara berbagai kebudayaan, sistem ekologi, politik, ekonomi dan teknologi dalam konteks global.
            Jadi, dari beberapa pandangan ahli dapat disimpulkan bahwa Perspektif global adalah suatu pandangan yang timbul akibat suatu kesadaran bahwa hidup dan kehidupan ini untuk kepentingan global yang lebih luas. Dalam cara berfikir seseorang harus berfikir global, dan dalam bertindak dapat secara local (think globally and act locally). Oleh karena itu, harus kita camkan betul bahwa yang kita lakukan dan perbuat akan mempengaruhi dunia secara global. Hal ini harus ditanamkan pada diri murid bahwa kehidupan kita ini adalah bagian dari kehidupan dunia. Kita tidak dapat berkembang tanpa adanya hubungan dan komunikasi dengan dunia luar, kita hidup karena adanya ketergantungan.
            Kata “Globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Sebagai fenomena baru, globalisasi belum memiliki definisi yang mapan kecuali, sekedar defenisi kerja sehinnga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosila, proses sejarah, atau proses ilmiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara didunia makin terikat satu sama yang yang lain.
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi didunia:
1.      Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan barang-barabg seperti telepon genggam, televisi, satelit dan internet menunjukkan bahwa komunkasi terjadi begitu cepat, sementara melalui pergerakan masa semacam turisme memungkinkan merasaka banyak hal dan budaya yang berbeda
2.      Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan interasioal, peingkatan pengaruh perusahaan multinasional dan dominasi organisasi semacam WTO (World Trade Organization)
3.      Peningkatan  interaksi kultural melalui perkembangan media massa terutama tv, flm, musik, dan transmisi berita dan olahraga internasional saat ini kita dapat dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melitasi beranekaragaman budaya, misalnya dalam bidang fashion dan literatur  dan makanan.
4.      Meningkatnya masalah bersama,misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasioal, inflasi regional, dan lain-lain. (Sudjoko dkk, 2007)

      Ada beberapa penjelasan yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah John Hockle (Miriam steiner, 1996) yang menyatakan bahwa globalisasi adalah “suatu proses dengan mana kejadian, keputusan, dan kegiatan disalah satu bagian dunia menjadi suatu konsekuensi, yang signifikan bagi individu dan masyarakat di daerah yang jauh”. Ahli lain adalah Albro (yaya, 1998) merupakan bahwa globalisasi adalah “ keseluruhan proses dimana manusia di bumi ini di inkorporasikan (dimasukkan) ke dalam masyarakat dunia tunggal, masyarakat global. Karena proses ini bersifat majemuk, maka kita pun memandang globalisasi di dalam kemajemukan “.
           Jadi dapat disimpulkan Pendapat tersebut bahwa globalisasi mengandung unsur proses, proses atau kegiatan yang berpengaruh terhadap seluruh dunia, dan melibatkan orang yang heterogen, tetapi memiliki kebutuhan yang sama.

B.  Dimensi, Tujuan, Manfaat dan masalah Perspektif Global
1.         Dimensi Perspektif Global
Dalam kaitannya dengan budaya dalam era globalisasi ini, Makagiansar  (Mimbar, 1990) mengajukan empat dimensi, yaitu:

1.  Afirmasi atau penegasan dari dimensi budaya dalam proses pembangun- an bangsa dan masyarakat. Pembangunan akan hampa jika tidak diilhami oleh   kebudayaan  bangsanya.  Nilai   budaya   suatu   bangsa   menjadi landasan bagi pembangunan suatu negara, serta merupakan alat seleksi bagi pengaruh luar yang sudah tak terkendali lagi .
2.    Mereafirmasi   dan   mengembangkan   identitas   budaya   dan   setiap kelompok manusia berhak diakui identitas budayanya.
3.     Partisipasi, bahwa dalam pengembangan suatu bangsa dan negara partisipasi  dari  masyarakat  sangat  diperlukan.  Partisipasi  rakyat  ini bukan hanya dari sekelompok atau beberapa kelompok masyarakat saja, akan tetapi dari seluruh masyarakat bangsa ini.
4.     Memajukan  kerja  sama  budaya  antarbangsa.  Ini  dimaksudkan  agar adanya saling mengisi, saling mengilhami sehingga adanya kemajuan dan peningkatan antarbudaya bangsa. (Wihardit,Kuswaya. 2007)

2.    Tujuan Perspektif Global
Para  mahasiswa,  kini  saatnya  kita  untuk  membuka  mata,  agar  tidak tertuju pada masalah yang sempit saja, masalah lokal saja. Tempat yang kita diami  ini  merupakan  bagian  dari  dunia.  Oleh  karena  itu,  kita  harus memahami dunia ini. Dengan demikian maka tujuan dari diberikannya perspektif global (Marryfield, 1997) adalah:
a.    mendorong mahasiswa untuk mempelajari lebih banyak tentang materi dan masalah yang berkaitan dengan masalah global;
b.    mendorong para guru untuk mempelajari masalah yang berkaitan dengan masalah lintas budaya; dan
c.    mengembangkan dan memahami makna perspektif global baik dalam
kehidupan sehari-hari, maupun dalam pengembangan profesinya.
Berdasarkan tujuan tersebut, maka peran Anda sebagai guru adalah:
1.   Memberikan  bekal   pengetahuan  kepada   siswa   tentang   pentingnya pengetahuan global dalam memahami masalah-masalah dunia;                               
2.   Meningkatkan  kesadaran  dan  wawasan  anak  didik  sebagai  landasan
dalam melakukan tindakan yang berdampak global; dan
3.    Memberikan  contoh  dan  teladan  dalam  aktivitas  sehari-hari,  yang mempunyai         pengaruh terhadap masalah global
3.   Masalah Perspektif Global
Selain itu masalah global berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan dan bidang ilmu. Berikut ini akan diuraikan contoh bidang IPS yang berkaitan dengan masalah globalisasi.
a.    Ekonomi
Globalisasi dalam bidang ekonomi  membawa  pengaruh  terhadap  bidang  lain  antara  lain  hukum, budaya, politik dan bahkan lingkungan.
         Regionalisasi dalam bidang ekonomi merupakan awal dari proses globalisasi. ASEAN sebagai suatu kerja sama negara-negara Asia Tenggara menyadari pentingnya suatu kerja sama dalam bidang perdagangan. Oleh karena itu, timbullah berbagai kesepakatan antarnegara ASEAN untuk membentuk lembaga ekonomi regional
Munculnya berbagai lembaga perekonomian antara bangsa yang menunjukkan bahwa suatu negara tidak dapat lagi sendirian dalam hidup dan membangun bangsanya. Misalnya, Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE). Asia Pacific Economic Corporation (APEC), AFTA dan sebagainya.
Saat ini, kita merasakan bahwa krisis moneter yang melanda negeri kita ini, dirasakan pula oleh negara lain di hampir seluruh negara Asia Tenggara dan Asia Timur termasuk Jepang dan Korea Selatan. Di belahan Eropa, Rusia juga mengalami krisis serupa. Perubahan kurs mata uang di satu negara akan mempengaruhi negara lainnya. Sehingga akan merubah arus ekspor dan impor.
Keterkaitan dan  ketergantungan antara  negara  semakin  besar.  Faktor inilah yang mendorong kerja sama antara negara. Susanto (1997) mencontohkan  bahwa  negara  Asia  Timur  sangat  membutuhkan  pasar  di negara maju Eropa dan Amerika. Begitu pula halnya dengan negara berkembang memiliki ketergantungan ekonomi yang besar terhadap negara maju, baik sebagai konsumen maupun sebagai produsen.
Fenomena seperti ini menunjukkan bahwa kerja sama ekonomi antara negara semakin diperlukan baik secara bilateral, maupun multilateral. Kerja sama seperti ini harus saling menguntungkan kedua belah pihak, baik sebagai produsen maupun konsumen. Suatu negara yang akan memasuki era globalisasi mau tidak mau harus berperan dalam kerja sama ekonomi. Ia harus berperan dalam perdagangan bebas dan pasar bebas.
Kuang-Sheng-Siao (Susanto, 1997) mengemukakan model-model kerja sama ekonomi seperti berikut:
1.      Zona perdagangan bebas, daerah di mana penurunan tarif dan berbagai hambatan diturunkan secara bersama supaya arus komoditas barang dan jasa dapat bergerak bebas.
2.      Persetujuan tarif; pembentukan sebuah sistem tarif yang sama dipakai untuk mengeliminasi kompetensi intra regional dan mendukung usaha kerja sama dalam menghadapi tantangan.
3.      Pasar bersama; selain arus bebas dari komoditas dan jasa, bahan baku produk, tenaga kerja dan modal dapat ditransfer secara bebas
4.      Aliansi  ekonomi;  harmonisasi  total  di  dalam  kesejahteraan  sosial, transportasi, moneter, dan kebijakan ekonomi nasional lainnya.
5.      Integrasi ekonomi secara penuh.

         Menurut Susanto, kerja sama ekonomi antarnegara terutama di tingkat regional umumnya dari bidang perdagangan, kemudian memasuki sumber daya dan kebijakan ekonomi regional. Walaupun dalam pelaksanaannya kerja sama seperti ini tidak selalu berjalan mulus, karena kondisi dan kepentingan nasional negara masing-masing yang berbeda-beda.
       Selain ASEAN sebagai salah satu bentuk kerja sama negara-negara Asia Tenggara, terdapat bentuk-bentuk kerja sama lainnya dalam bidang ekonomi antara lain AFTA dan APEC di kawasan Asia, NAFTA di Amerika bagian utara, dan EEC di Eropa. Selain kerja sama regional terdapat pula kerja sama dunia seperti World Trade Organization (WTO).
1.    Asean Free Trade Areas (AFTA)
AFTA adalah salah satu perwujudan kerja sama ekonomi regional, Asia Tenggara dalam rangka perdagangan bebas. Pembentukan AFTA ini dirasakan sangat penting oleh negara-negara ASEAN karena dianggap dapat menguntungkan. Selain itu, AFTA merupakan perwujudan kerja sama ASEAN dalam bidang ekonomi khususnya perdagangan yaitu sebagai Asean Economic Cooperation (AEC), atau kerja sama Ekonomi Asean.
Selanjutnya Susanto (1997) menjelaskan bahwa untuk mempromosikan kerja sama ASEAN ini digunakan tiga alat yaitu:
a.    Liberalisasi  perdagangan  yang  telah  dinegosiasikan  untuk  komoditi tertentu.
b.    Persetujuan  industrial  complementarity  (penambahan  industri)  yang dinegosiasikan melalui inisiatif sektor swasta.
c.    Kesepakatan bersama proyek-proyek industri.
Untuk selanjutnya, Kerja sama Ekonomi ASEAN ini terus mencari arah dan  berkembang  misalnya  membentuk  kerja  sama  Intra  ASEAN,dan mengembangkan kebijakan ekonomi untuk menghadapi mitra dagang dan ekonomi ASEAN.

2.    Asian Pasific Economic Cooperation (APEC)
APEC merupakan kerja sama antarnegara Pasific termasuk Kanada dan Amerika. Oleh  karena  itu,  Indonesia  selain  sebagai  anggota  AFTA juga sebagai anggota APEC. Masih segar dalam ingatan kita bahwa konferensi APEC dilaksanakan di  Istana Bogor pada  tahun 1995. Dan  kita  sebagai bangsa Indonesia merasa bangga atas prestasi tersebut.
Menurut  Kuang-Sheng Siao  (Susanto,  1998),  APEC  dicetuskan oleh East-Wast Center di Hawai yang menginginkan kerja sama ekonomi negara- negara Pasifik. Amerika dan Jepang sangat mendukung gagasan ini, karena mereka sangat berkepentingan dan APEC dipandang sebagai penyeimbang kekuatan ekonomi antara Jepang, Barat dan Timur. APEC dibentuk pada tahun 1989 di Canberra Australia.
Pada mulanya Indonesia juga tidak terlalu antusias dengan dibentuknya APEC ini, karena dikuatirkan menjadi alat negara tertentu   untuk menekan Indonesia untuk membuka pasar. Namun pada akhirnya Indonesia juga melihat adanya peluang bahwa suksesnya perwujudan APEC dilihat dari tiga sisi (Susanto, 1998).
a.    Pendekatan  yang  pragmatis  dalam  penerapan  area-area  substansial
yang terdapat di dalamnya untuk kepentingan bersama.
b.    Pendekatan yang sensitif terhadap model-model pelaksanaan APEC.
c.    Konsultasi  dan  lobi  yang  ulet  oleh  Australia  dalam  pengembangan konsep APEC.

Selanjutnya Susanto menjelaskan bahwa pada dasarnya APEC bukan area perdagangan bebas ataupun blok perdagangan. APEC harus dilihat sebagai peluang langkah kerja sama yang bersifat terbuka dan bebas di mana negara masing-masing menyiapkan rencana liberalisasi ekonomi sesuai dengan kemampuan masing-masing. Selain itu, Luhulima, dan Pengestu (Susanto, 1998) menyatakan bahwa proses keputusan juga diambil melalui proses konsultasi dan konsensus. Jadi APEC hanya merupakan forum kerja sama terbuka dan bebas di antara negara-negara anggota. Jadi APEC tidak mempunyai kekuatan hukum.
Prinsip APEC menurut Susanto yang mengutip pendapat Luhulima adalah:
1. Tujuan APEC adalah untuk mempertahankan pertumbuhan dan pengembangan dalam regional untuk meningkatkan standar kehidupan dan pertumbuhan ekonomi dunia.
2.  APEC seharusnya memperkuat sistem perdagangan multilateral dan menghindari pembentukan blok perdagangan regional.
3.    APEC sebaiknya berkonsentrasi pada isu-isu ekonomi untuk mening- katkan  kepentingan  kerja  sama  dan  mempromosikan interdependensi konstruktif   dengan   memperlancar   arus   barang,   jasa,   modal,   dan teknologi.
Berdasarkan prinsip keterbukaan, ruang lingkup kerja APEC menjadi luas dan meliputi pertukaran informasi dan konsultasi mengenai kebijakan untuk  mempertahankan  pembangunan,  promosi  penyesuaian  dan memperkecil disparitas ekonomi, serta memberikan kontribusi terhadap perkembangan ekonomi global dan pembangunan; promosi perdagangan regional, investasi, pengembangan sumber daya manusia dan transfer teknologi.





Gambar 1.3
Pedagang bakso dari berbagai negara

Pada Pertemuan Tingkat Tinggi di Bogor, sebagaimana dikemukakan Luhulima (Susanto, 1998) mengeluarkan Deklarasi Bogor tentang prinsip APEC seperti berikut:
1. Mengadopsi sebuah program komprehensif untuk merealisasikan perdagangan bebas dan terbuka di kawasan Asia Pasifik melalui adopsi cita-cita perdagangan dan investasi bebas terbuka di kawasan Asia Pasifik
2.   Mencapai program APEC di dalam liberalisasi perdagangan pada tahun 2000.
3.    Menjalankan proses liberalisasi ke seluruh kawasan pada tahun 2000.
Kerja sama ekonomi antarnegara terutama dalam negara sekawasan merupakan langkah strategis dan progresif dalam proses mempersiapkan diri menjadi partisipan yang handal di era global. Melalui kerja sama seperti ini setiap negara belajar untuk membuka pasar dan meningkatkan sarana dan prasarananya. Pembukaan pasar ini diperlukan dengan menciptakan iklim investasi yang sehat serta didukung oleh penurunan tarif dan bea masuk untuk memudahkan masuknya barang, jasa, modal dan teknologi. Selain itu juga dibutuhkan kemantapan sistem legal yang didukung oleh instansi terkait, dalam  mengimplementasikan semua  kebijakan  dan  peraturan  yang  sudah dikeluarkan oleh pemerintah.
Keberhasilan kerja sama ini diperlukan didukung oleh adanya persamaan visi dan tujuan, penciptaan sistem dan prosedur penunjang, serta kebijakan ekonomi yang mendukung perdagangan bebas. Dukungan dari negara yang sudah maju sangat diperlukan terutama untuk peningkatan kemampuan teknis dan manajerial, pembentukan sistem bersama tentang hukum, prosedur dan administrasi perdagangan bebas, kerja sama antarpemerintah, serta dukungan pemerintah terhadap investor swasta.

B.   GEOGRAFI
Era pengkotak-kotakan dunia dari sudut pandang geopolitik mulai luntur, dan tergantikan oleh regionalisme ekonomi yang merupakan cikal-bakal dan merupakan proses antara menuju masyarakat global.
Beberapa   perubahan   terjadi   di   beberapa   bagian   dunia,   misalnya robohnya Tembok Berlin, terpecahnya Uni Soviet, Yugoslavia, dan Cekoslovakia membawa pengaruh terhadap perubahan dunia lainnya. Perubahan seperti ini tanpa direncanakan secara matang, akan tetapi terjadi secara spontan karena adanya pengaruh dari sistem ekonomi global.
Perkembangan ekonomi, politik dan budaya  saat ini tidak lagi mengenal batas geografis. Ini berarti bahwa tidak ada kekuatan dari pemegang otonomi daerah, negara, bahkan benua untuk membendung globalisasi Hubungan antara negara yang satu dengan lainnya tidak terbatas oleh batas wilayah geografis, batas negara, atau batas administrasi. Oleh karena itu, globalisasi merupakan penduniaan tanpa tapal batas.
Gejala geografi yang paling dirasakan oleh pengaruh musim, seperti El- Nino, La-Nina, isu tentang lingkungan, transportasi, kependudukan, dan masalah pengungsi.
Pada bagian awal modul ini telah dibicarakan tentang bagaimana pengaruh kebakaran hutan terhadap negara-negara tetangga di wilayah ASEAN. Dengan demikian, maka kebakaran hutan bukan lagi menjadi masalah  negara  yang  bersangkutan  akan  tetapi  menjadi  masalah  dunia. Akibat buruk dari kebakaran hutan bukan saja asap yang mengganggu kesehatan manusia, mengganggu penerbangan, akan tetapi memberikan andil terhadap kerusakan ozon. Apabila ozon rusak atau bolong, maka seluruh dunia, seluruh umat manusia akan merasakan akibatnya. Fungsi ozon adalah menyaring sinar ultra violet sinar matahari, apabila sinar ultra violet ini tidak tersaring maka kehidupan di dunia akan hancur.
Hal  lain  yang  berkaitan  dengan  lingkungan ini,  misalnya  pembuang limbah beracun, dan limbah nuklir. ini juga akan berakibat terganggunya ekosistem kita. Limbah tersebut akan merambah ke mana-mana, ke berbagai negara sehingga akan mengakibatkan terganggunya kesehatan umat manusia.
Uraian tersebut adalah beberapa contoh saja tentang tinjauan geografis yang berkaitan dengan masalah global.
Hal lain yang berkaitan dengan kekayaan alam juga berkaitan dengan masalah global. kekayaan ikan di laut, apakah kita dapat membatasi gerakan ikan di perairan kita agar tidak keluar dari perairan kita? Apakah ikan itu milik kita atau milik dunia? Usaha apa yang harus kita lakukan agar ikan di perairan kita tetap milik kita. Kita harus memahami karakteristik ikan; kapan musim bertelur, di mana posisi berkumpulnya plankton sebagai makan ikan, pada musim apa ikan berkumpul di arena yang mana. Ini masalah global yang berkaitan dengan perairan di seluruh dunia. Kita tidak dapat mencegah ikan untuk pergi keluar perairan kita. Oleh karena itu, kita harus mengetahui pengetahuan tentang ikan secara global.
C.    PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraaan)
PPKn merupakan bidang studi atau mata pelajaran yang terdapat pada kurikulum sekolah dari mulai SD sampai SMU. PPKn ini pada dasarnya bermuatan   materi   Pancasila,   dan   kewarganegaraan,   yang   melandasi kehidupan bernegara. Oleh karena itu, dalam pembahasannya akan berkaitan antara lain dengan ilmu politik, hukum, kenegaraan, demokrasi, dan hak asasi manusia. Ini erat sekali kaitannya dengan masalah global karena masalah- masalah yang berkaitan dengan politik dan kenegaraan ini adalah universal seperti hak asasi manusia, demokrasi, keadilan dan sebagainya tak terlepas dari masalah global.
Negara merupakan bagian penting dari suatu jalinan internasional, oleh karena itu, peran negara dalam globalisasi sangat besar. Ini disebabkan oleh kemajuan teknologi, sehingga suatu negara terkomunikasikan melalui berbagai media seperti satelit, internet, televisi yang mampu menghubungkan suatu tempat dengan tempat lainnya dengan melewati batas-batas negara.
Kita dapat mengakses informasi ke berbagai sumber yang ada di negara lain secara langsung, misalnya melalui internet untuk mengetahui koleksi buku-buku di perpustakaan suatu negara, atau untuk mengetahui program studi yang dibuka di universitas tertentu. Kita dapat melihat suatu kejadian di belahan dunia tertentu melalu berita CNN di televisi, kita dapat menghubungi saudara yang menjadi TKI di suatu negara dengan menggunakan telepon jarak jauh. Komunikasi seperti ini membuktikan bahwa hubungan-hubungan seperti itu sudah melewati batas negara.
Mobilitas manusia dari suatu negara ke negara lainnya juga dapat dilakukan   dengan   mudah,   teknologi   perhubungan   dengan   munculnya berbagai  pesawat  modern  dapat  menghubungkan  manusia  suatu  negara dengan negara lainnya dengan sangat cepat. Banyak warga negara suatu negara yang belajar di luar negerinya. Ini membuktikan bahwa globalisasi mampu memberikan akses yang cepat dan tinggi bagi orang yang memiliki kemampuan baik kemampuan intelektual maupun kemampuan materiil.
Dengan pengaruh globalisasi yang pesat, apakah suatu negara masih mempunyai peran dalam membentuk nilai dan norma dalam masyarakatnya?
Dalam kaitannya dengan ini, Ohmae (Susanto, 1998) dalam bukunya   The end of the nation state menyatakan bahwa peran negara makin lama makin  berkurang  dan  hilang  di  era  globalisasi  ini.  Ini  disebabkan  oleh timbulnya  arus  sirkulasi  yang  dia  sebut  4Is  (baca:  empat  I  es)  yaitu
Investment, Industry, Information Technology, dan Individual Consumer.
Dalam investasi kita melihat bahwa arus modal dapat mengalir melewati batas-batas negara. Seorang investor dapat menanamkan modalnya di suatu negara  tertentu.  Dalam  dunia  Industri,  perusahaan  multinasional mengadakan  ekspansi  ke  berbagai  tempat  di  negara  mana  saja.  Masih ingatkah Anda bahwa industri pesawat terbang boeing memiliki 6000 perusahaan yang menyebar di negara-negara di seluruh dunia. Begitu pula dengan individual consumers bahwa mereka dapat saja pergi ke suatu negara hanya untuk berbelanja, dengan melewati batas negara.
Keadaan  seperti  diuraikan  tadi  merupakan  permasalahan  yang  kita hadapi, yang sebenarnya sudah berlangsung cukup lama dan akan mempengaruhi terhadap peran suatu  negara. Keadaan tersebut dalam era globalisasi ini jelas mengurangi peran negara. Namun demikian seperti dikatakan oleh Ohmae apakah peran negara akan benar-benar hilang? Tentunya ini memerlukan pengkajian yang sangat cermat. Yang sudah pasti adalah berubahnya peran negara sesuai dengan derasnya arus globalisasi.

D.   SEJARAH DAN BUDAYA
Dalam bidang sejarah sesungguhnya   globalisasi sudah terjadi cukup lama. Kita sudah mengetahui tentang perjalanan panjang Columbus, untuk mengelilingi dunia. Pengaruhnya adanya perlombaan di negara-negara Eropa untuk datang ke Asia Tenggara dalam rangka mencari rempah-rempah.
Dalam kaitannya dengan budaya, globalisasi ini lebih dahsyat lagi pengaruhnya karena menyentuh semua orang dari semua lapisan secara langsung. Pengaruh film, misalnya memberikan pengaruh terhadap perilaku manusia dalam berpakaian, bertindak, berbicara dan sebagainya. Ini yang paling dikuatirkan karena tidak semua orang mempunyai ketahanan yang kokoh untuk menyaring pengaruh negatif dari budaya ini.
4.     Manfaaat Perspektif Global
Dalam kaitannya dengan globalisasi ini, maka peran negara mengalami pergeseran yang semula memberikan perlindungan, dan mengatur, ke arah yang sifatnya membentuk sikap, kesadaran dan wawasan.
1)    Membentuk Wawasan Kebangsaan (nation character building)
Ini  penting  karena  akan  memberikan landasan  kuat  terhadap  bangsa dalam menghadapi gelombang globalisasi. Kebijakan pendidikan harus mulai diarahkan terhadap pendidikan global untuk memberikan pengetahuan yang luas   tentang masalah-masalah global sehingga masyarakat tidak terpukau seperti disebutkan di atas. Ini disebabkan oleh negara tidak memungkinkan untuk melakukan sensor terhadap semua informasi. Masyarakat juga harus memiliki kemampuan untuk melakukan sensor sendiri. Oleh karena itu, pendidikan harus diarahkan untuk:
a.     Memperluas wawasan dan persepsi anak didik yang berkaitan dengan permasalahan global.
b.     Meningkatkan kesadaran anak didik kita, bahwa mereka bukan saja sebagai warga negara Indonesia tetapi juga warga dunia.
c.     Memberikan wawasan untuk mengkaji ulang nilai dan budaya yang ada, apakah masih dapat kita gunakan dan sesuaikan dengan perkembangan zaman saat ini.
2)    Dalam Kaitannya dengan Nilai Budaya
Anak didik perlu dibekali dengan pemahaman dan pengetahuan yang cukup agar mereka mampu menyeleksi budaya lain yang tidak sesuai atau budaya kita yang tidak cukup untuk mendukung proses globalisasi. Budaya seperti biar lambat asal selamat”, mangan ora mangan kumpul” dan banyak lagi nilai dan budaya yang tidak sesuai lagi, ini akan menghambat kemajuan.
Dalam kaitannya dengan kebebasan mengeluarkan pendapat juga telah mulai adanya usulan untuk membatasi informasi yang diperkirakan akan merusak nilai budaya bangsa seperti gambar dan cerita yang berbau pornografis. Misalnya, di negara Asia lebih ketat lagi, di mana sudah adanya usaha (Singapura) untuk memblokir informasi yang akan merusak wawasan kebangsaan.
3)    Memonitor Aktivitas Penggunaan Internet
Melalui pemberi jasa internet (internet providet) agar kalau ada yang mengambil informasi yang dinilai tidak layak dapat diberikan sanksi. Di Indonesia, sensor seperti ini sudah mulai dilakukan walaupun tidak seketat di Singapura.
Berdasarkan uraian di atas, kita dapat melihat manfaat dan kegunaan dari mempelajari perspektif global antara lain seperti berikut:
1.    Meningkatkan  wawasan  dan  kesadaran  para  guru  dan  bahkan  siswa
bahwa  kita  bukan  hanya  penghuni  dari  satu  kampung”,  provinsi, negara, akan tetapi penduduk dari satu dunia yang mempunyai ketergantungan satu sama lain.  Oleh  karena itu,  dalam bersikap dan bertindak harus mencerminkan sebagai warga negara.
2.    Menambah dan memperluas pengetahuan kita tentang dunia, sehingga kita  dapat  mengikuti  perkembangan  dunia  dalam  berbagai  aspek, terutama dalam perkembangan IPTEK.
3.    Mengondisikan para mahasiswa untuk berpikir integral bukan general, sehingga suatu gejala atau masalah dapat ditanggulangi dari berbagai aspek.
4.    Melatih kepekaan dan kepedulian mahasiswa terhadap perkembangan dunia dengan segala aspeknya.



BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Istilah global menunjuk kepada sesuatu yang berkaitan dengan dunia secara keseluruhan beserta dengan isinya. Globalisasi adalah suatu proses dimana kejadian, keputusan, da kegiatan di salah satu bagian dunia menjadi suatu konsekuensi, bagi individu dan masyarakat di daerah lain (Joe Huckle). Ciri globalisasi adalah adanya masyrakat terbuka. Dalam bidang ekonomi ditandai dengan adanya pasar bebas yang menuntut kemampuan, kreasi, dan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Perspektif global menghindari diri dari cara berpikir sempit yang melihat perbedaan agama, ras, budaya dan bangsa.
Perspektif global adalah suatu pandangan yang timbul akibat suatu kesadaran bahwa hidup dan kehidupan ini adalah untuk kepentingan global. Ini dicerminkan dengan motto “think globally and act locally”. Perspektif global adalah suatu wawasan dan cara panangan terhadap dunia dan isinya, bahwa semua agama, ras, kulit, budaya, dan sebagainya harus dipandang sebagai suatu variasi yang memperkaya kita, dalam status sama dalam arti masing-masing memiliki kekuatan dan kekurangan.
B.     Saran
Diharapkan kepada pembaca untuk memberikan saran terhadap makalah yang ditulis oleh penulis, selain itu penulis juga berharap kepada para pembaca untuk lebih peka terhadap kondisi global saat ini baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif.















DAFTAR RUJUKAN

Sudjoko,dkk. 2007. Pendidikan Lingkungan  Hidup.Jakarta:Universitas Terbuka   
 Wihardit, Kuswaya. 2007. Perspektif Global. Jakarta: Universitas Terbuka






energi

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkatnya yang telah ia berikan k...