AKTUALISASI AKHLAK DALAM KEIDUPAN
A.
AKHLAK
TERHADAP ALLAH SWT
Kita
adalah makhluk ciptaannya maka sebagai makhluk yang taat kita harus berakhlak
dengan akhlak yang baik kepada Tuhan kita, maka kita harus menuruti semua
perintahnya dan menjadi larangan itu. Pada dasarnya kita harus bertaqwa.
Missal, kita sebagai makhluk diwajibkan untuk menuntut ilmu dan kita
melakukannya maka disitu kita menjalankan perintahNya. Jika kita patuh dan taat
IsyaAllah kita telah membangun hubungan akhlak yang baik dengan sang kholik.
Akhlak Yang Baik Dalam
Bermuamalah Dengan Al-Khaliq antara lain:
1.
Beribadah
kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-Nya sesuai
denganperintah-Nya. Seorang muslim beribadah membuktikan ketundukkan terhadap perintah
Allah.
2.
Berzikir
kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi, baik
diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada Allah melahirkan
ketenangan dan ketentraman hati.
3.
Berdo’a
kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Do’a merupakan inti ibadah,
karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan penerapan akhlak dalam
Kehidupan.
4.
Tawakal
kepada Allah,yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil
pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.
5.
Tawaduk
kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa dirinya rendah
dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu idak layak kalau
hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih
dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.
6.
Syukur kepada Allah
Firman Allah:
“Dan (ingatlah juga), tatkala
Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka
Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim : 7)
7.
Memiliki rasa tanggung jawab atas amanah yang di
bebankan padanya.
Etika kedua yang harus dilakukan
seorang muslim kepada Allah SWT, adalah memiliki rasa tanggung jawab atas
amanah yang diberikan padanya. Karena pada hakekatnya, kehidupan inipun
merupakan amanah dari Allah SWT. Oleh karenanya, seorang mukmin senantiasa
meyakini, apapun yang Allah berikan padanya, maka itu merupakan amanah yang
kelak akan dimintai pertanggung jawaban dari Allah. Dalam sebuah hadits, Rasulullah
SAW pernah bersabda:
Dari ibnu Umar ra, Rasulullah SAW bersabda:
"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian
bertanggung jawab terhadap apa yang dipimpinnya. Seorang amir (presiden/ imam/
ketua) atas manusia, merupakan pemimpin, dan ia bertanggung jawab atas apa
dipimpinnya. Seorang suami merupakan pemimpin bagi keluarganya, dan ia
bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang wanita juga merupakan
pemimpin atas rumah keluarganya dan juga anak-anaknya, dan ia bertanggung jawab
atas apa yang dipimpinnya. Seorang hamba adalah pemimpin atas harta tuannya,
dan ia bertanggung jawab terhadap apa yang dipimpinnya. Dan setiap kalian
adalah pemimpin, dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya." (HR.
Muslim)
8.
terhadap ketentuan Allah SWT.
Etika berikutnya yang harus
dilakukan seorang muslim terhadap Allah SWT, adalah ridha terhadap segala
ketentuan yang telah Allah berikan pada dirinya. Seperti ketika ia dilahirkan
baik oleh keluarga yang berada maupun oleh keluarga yang tidak mampu, bentuk
fisik yang Allah berikan padanya, atau hal-hal lainnya. Karena pada hakekatnya,
sikap seorang muslim senantiasa yakin (baca; tsiqah) terhadap apapun yang Allah
berikan pada dirinya. Baik yang berupa kebaikan, atau berupa keburukan. Dalam
sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:
" sungguh mempesona perkara orang beriman. Karena
segala urusannya adalah dipandang baik bagi dirinya. Jika ia mendapatkan
kebaikan, ia bersyukur, karena ia tahu bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik
bagi dirinya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena ia tahu bahwa
hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR. Bukhari)
9.
Senantiasa bertaubat kepada-Nya.
Sebagai
seorang manusia biasa, kita juga tidak akan pernah luput dari sifat lalai dan
lupa. Karena hal ini memang merupakan tabiat manusia. Oleh karena itulah, etika
kita kepada Allah, manakala sedang terjerumus dalam ‘kelupaan’ sehingga berbuat
kemaksiatan kepada-Nya adalah dengan segera bertaubat kepada Allah SWT. Dalam
Al-Qur’an Allah berfirman (QS. 3 : 135) :
"Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan
perbuatan keji atau menganiaya diri mereka sendiri, mereka ingat akan
Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka. Dan siapakah yang
dapat mengampuni dosa selain Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan
kejinya itu sedang mereka mengetahui."
10.
Obsesinya adalah keridhaan ilahi.
Seseorang
yang benar-benar beriman kepada Allah SWT, akan memiliki obsesi dan orientasi
dalam segala aktivitasnya, hanya kepada Allah SWT. Dia tidak beramal dan
beraktivitas untuk mencari keridhaan atau pujian atau apapun dari manusia.
Bahkan terkadang, untuk mencapai keridhaan Allah tersebut, ‘terpakasa’ harus
mendapatkan ‘ketidaksukaan’ dari para manusia lainnya. Dalam sebuah hadits
Rasulullah SAW pernah menggambarkan kepada kita:
"Barang siapa yang mencari keridhaan Allah dengan
‘adanya’ kemurkaan manusia, maka Allah akan memberikan keridhaan manusia juga.
Dan barang siapa yang mencari keridhaan manusia dengan cara kemurkaan Allah,
maka Allah akan mewakilkan kebencian-Nya pada manusia." (HR. Tirmidzi,
Al-Qadha’I dan ibnu Asakir).
Dan hal seperti ini sekaligus merupakan bukti keimanan yang
terdapat dalam dirinya. Karena orang yang tidak memiliki kesungguhan iman,
otientasi yang dicarinya tentulah hanya keridhaan manusia. Ia tidak akan
perduli, apakah Allah menyukai tindakannya atau tidak. Yang penting ia dipuji
oleh oran lain.
11.
Merealisasikan ibadah kepada-Nya.
Etika atau
akhlak berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim terhadap Allah SWT adalah
merealisasikan segala ibadah kepada Allah SWT. Baik ibadah yang bersifat
mahdhah, ataupun ibadah yang ghairu mahdhah. Karena pada hakekatnya, seluruh
aktiivitas sehari-hari adalah ibadah kepada Allah SWT.
Oleh karenanya, segala aktivitas, gerak gerik, kehidupan
sosial dan lain sebagainya merupakan ibadah yang dilakukan seorang muslim
terhadap Allah. Sehingga ibadah tidak hanya yang memiliki skup mahdhah saja,
seperti shalat, puasa haji dan sebagainya. Perealisasian ibadah yang paling
penting untuk dilakukan pada saat ini adalah beraktivitas dalam rangkaian
tujuan untuk dapat menerakpak hokum Allah di muka bumi ini. Sehingga Islam
menjadi pedoman idup yang direalisasikan oleh masyarakat Islam pada khususnya
dan juga oleh masyarakat dunia pada umumnya.
12.
Banyak membaca al-Qur’an.
Etika dan
akhlak berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim terhadap Allah adalah
dengan memperbanyak membaca dan mentadaburi ayat-ayat, yang merupakan
firman-firman-Nya. Seseorang yang mencintai sesuatu, tentulah ia akan banyak
dan sering menyebutnya. Demikian juga dengan mukmin, yang mencintai Allah SWT,
tentulah ia akan selalu menyebut-nyebut Asma-Nya dan juga senantiasa akan
membaca firman-firman-Nya. Adapun bagi mereka-mereka yang belum bisa atau belum
lancar dalam membacanya, maka hendaknya ia senantiasa mempelajarinya hingga
dapat membacanya dengan baik. Kalaupun seseorang harus terbata-bata dalam
membaca Al-Qur’an tersebut, maka Allah pun akan memberikan pahala dua kali
lipat bagi dirinya. Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda:
"Orang (mu’min) yang membaca Al-Qur’an dan ia lancar
dalam membacanya, maka ia akan bersama para malaikat yang mulia lagi suci.
Adapun orang mu’min yang membaca Al-Qur’an, sedang ia terbata-bata dalam
membacanya, lagi berat (dalam mengucapkan huruf-hurufnya), ia akan mendapatkan
pahala dua kali lipat." (HR. Bukhori Muslim)
B.
Akhlak Terhadap Makhluk
Aklak terhadap makhluk terbagi menjadi dua, yaitu:
a)
Akhlak terhadap manusia
Akhlak
terhadap sesama manusia ini berlaku untuk setiap manusia, saling
tolong-menolong. Karena dengan kondisi masyarakat yang mayoritas berakhlak
dengan akhlak yang baik, maka ketentraman, kenyamanan, ketenangan dan
sebagainya akan tercapai dan itulah sebuah persatuan.
Manusia
adalah makhluk sosial, yang saling membutuhkan Diri kita juga membutuhkan
perilaku yang baik yang positif untuk kita.Pemeliharaan akhlak terhadap diri
sendiri dapat kita wujudkan dengan baik.Seperti, makan, pakaian dan timpat
tinggal.Hendaknya masing-masing individu harus mampu bertanggung jawab dengan
dirinya masing-masing. Dengan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya yang sesuai
dengan apa yang ia butuhkan dijalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan,
serta berlapang dada.
Berakhlak
baik terhadap sesama pada hakikatnya merupakan wujud dari rasa kasih sayang dan
hasil dari keimanan yang benar, sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Mukmin
yang paling sempurna imanya ialah yang paling baik akhlaknya. Dan yang paling
baik diantara kamu ialah mereka yang paling baik terhadap isterinya“. (HR.
Ahmad).
Diantara akhlak-akhlak
itu diantaranya, adalah:
a. Akhlak terpuji ( Mahmudah )
Penerapan akhlak sesama manusia
yang merupakan akhlak yang terpuji
adalah sebagai berikut:
1.
Husnuzan
Berasal dari lafal husnun ( baik )
dan Adhamu (Prasangka). Husnuzan berarti prasangka, perkiraan, dugaan baik.
Lawan kata husnuzan adalah suuzan yakni berprasangka buruk terhadap seseorang .
Hukum kepada Allah dan rasul nya wajib, wujud husnuzan kepada Allah dan
Rasul-Nya antara lain:
a.
Meyakini
dengan sepenuh hati bahwa semua perintah Allah dan Rasul-Nya Adalah untuk
kebaikan manusia
b.
Meyakini
dengan sepenuh hati bahwa semua larangan agama pasti berakibat buruk.
Hukum
husnuzan kepada manusia mubah atau jaiz (boleh dilakukan). Husnuzan kepada
sesama manusia berarti menaruh kepercayaan bahwa dia telah berbuat suatu
kebaikan. Husnuzan berdampak positif berdampak positif baik bagi pelakunya
sendiri maupun orang lain.
2.
Tawaduk
Tawaduk
berarti rendah hati. Orang yang tawaduk berarti orang yang merendahkan diri
dalam pergaulan. Lawan kata tawaduk adalah takabur. Rasulullah Saw bersabda : “Barangsiapa
rendah hati kepada saudaranya semuslim maka Allah akan mengangkat derajatnya,
dan barangsiapa mengangkat diri terhadapnya maka Allah akan merendahkannya”
(HR. Ath-Thabrani).
3.
Tasamu
Artinya
sikap tenggang rasa, saling menghormati dan saling menghargai sesama manusia.
Allah berfirman, ”Untukmu agamamu, dan untukku agamaku (Q.S. Alkafirun/109: 6)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa masing-masing pihak bebas melaksanakan ajaran
agama yang diyakini.
4.
Ta’awun
Ta’awun
berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu dengan sesama manusia.
Allah berfirman, ”…dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan…”(Q.S.
Al Maidah/5:2)
b.
Akhlak
Tercela ( Mazmumah )
Beberapa
akhlak tercela yang harus kita hindari dalam kaitanya akhlak antar sesama
diantaranya:
1.
Hasad
Artinya
iri hati, dengki. Iri berarti merasa kurang senang atau cemburu melihat orang
lain beruntung. Sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Janganlah kamu saling
membenci dan janganlah kamu saling mendengki, dan janganlah kamu saling
menjatuhkan. Dan hendaklah kamu menjadi hamba Allah yang bersaudara dan tidak
boleh seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari“. (HR. Anas).
2.
Dendam
Dendam
yaitu keinginan keras yang terkandung dalam hati untuk membalas kejahatan.
Allah berfirman:
”Dan jika
kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang
ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhlah itulah yang
terbaik bagi orang yang sabar” (Q.S. An Nahl/16:126)
3.
Gibah
dan Fitnah
Membicarakan
kejelekan orang lain dengan tujuan untuk menjatuhkan nama baiknya. Apabila
kejelekan yang dibicarakan tersebut memang dilakukan orangnya dinamakan gibah.
Sedangkan apabila kejelekan yang dibicarakan itu tidak benar, berarti
pembicaraan itu disebut fitnah. Allah berfirman,
”…dan
janganlah ada diantara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada
diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu
merasa jijik…” (Q.S. Al Hujurat/49:12).
4.
Namimah
Adu
domba atau namimah, yakni menceritakan sikap atau perbuatan seseorang yang
belum tentu benar kepada orang lain dengan maksud terjadi perselisihan antara
keduanya. Allah berfirman,
”Wahai orang-orang yang beriman!
Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita maka telitilah
kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan
(kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.” (Q.S. Al
Hujurat/49:6)
Adapun
pengaktualisasian akhlak terhadap manusia yaitu:
1.
Akhlak
terhadap Rasulullah (Nabi Muhammad SAW). Antara lain:
·
Mencintai
Rasulullah secara tulus dengan mengikuti semua sunahnya.
·
Menjadikan
Rasulullah sebagai idolah, suri teladan dalam hidup dan kehidupan.
·
Menjalankan
apa yang disuruhnya dan tidak melakukan apa yang dilarangnya.
2.
Akhlah terhadap orang tua. Antara
lain:
·
Mencintai
mereka melebihi cinta kepada kerabat lainnya.
·
Merendahkan
diri kepada keduanya diiringi perasaan kasih sayang
·
Berkomunikasi
dengan orang tua dengan khidmat, mempergunakan kata-kata lemah
lembut.
lembut.
·
Berbuat
baik kepada ibu bapak dengan sebaik-baiknya.
·
Mendoakan
keselamatan bagi mereka kedatipun seorang ataupun keduanya telah
meninggal dunia.
meninggal dunia.
3.
Akhlak terhadap diri sendiri. Antara
lain:
·
Memelihara
kesucian diri.
·
Menutup
aurat atau bagian tubuh yang tidak boleh kelihatan, menurut hukum agama dan
akhlak islam.
4.
Akhlak terhadap keluarga, karib
kerabat. Antara lain:
·
Saling
membina rasa cinta dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga.
·
Saling
menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak.
·
Berbakti
kepada ibu bapak.
5.
Aklak terhapap tetangga. Antara lain;
·
Saling
mengnjungi.
·
Saling
membantu diwaktu senang maupun susah.
·
Saling
memberi.
6.
Akhlak terhadap masyarakat
·
Apabila
bertemu dengan sesama maka ucapkanlah salam
·
Apabila
mendapat undangan maka hadirilah
·
Apabila
meminta nasihat maka berilah nasihat
·
Apabila
ada yang meninggal dunia maka kuburkanlah
·
Menghormati
nilai dan rorma yang berlaku dalam masyarakat bersangkuta.
·
Saling
menolong dalam melakukan kebijakan dan ukwah.
b) Akhlak
terhadap selain manusia
1.
Akhlak
terhadap tumbuhan
·
Melarang
penebangan pohon-pohon secara liar
·
Melakukan
reboisasi
·
Membuat
cagar alam
·
Mengendalikan
erosi
·
Menetapkan
tata guna lahan yang lebih sesuai
·
Memberikan
pengertian yang baik tentang tumbuhan kepada seluruh lapisan masyarakat
·
Memberikan
sanksi-sanksi tertentu bagi pelanggar-pelanggar.
2.
Akhlak terhadap hewan
·
Melarang
perburuan binatang secara liar.
·
Membuat suaka marga satwa.
·
Melindungi hewan dari tangan manusia
yang serakah.
·
Memberikan
pengertian yang baik tentang hewan kepada seluruh lapisan masyarakat.
·
Memberikan
sanksi-sanksi tertentu bagi pelanggar-pelanggar.