HAKIKAT MANUSIA
A.
HAKIKAT MANUSIA DALAM PANDANGAN
ISLAM
hakikat berarti kebenaran atau seesuatu
yang sebenar-benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat
itu adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Manusia adalah makhluk paling
sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah swt. Kesempurnaan yang dimiliki
manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di
muka dumi ini
Dalam
al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda dengan makna
manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar, insan
dan al-nas.
·
Kata basyar dalam al-quran disebutkan 37
kali salah satunya al-kahfi : innama anaa basyarun mitlukum (sesungguhnya aku
ini hanya seorang manusia seperti kamu). Kata basyar selalu dihubungkan pada
sifat-sifat biologis, seperti asalnya dari tanah liat, atau lempung kering
(al-hijr : 33 ; al-ruum : 20), manusia makan dan minum (al-mu’minuum : 33).
·
Kata insan disebutkan dalam al-quran
sebanyak 65 kali, diantaranya (al-alaq : 5), yaitu allamal insaana maa lam ya’
(dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya). Konsep islam selalu
dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual manusia sebagai makhluk yang
berpikir, diberi ilmu, dfan memikul amanah (al-ahzar : 72). Insan adalah
makhluk yang menjadi dan terus bergerak maju ke arah kesempurnaan.
·
Kata al-nas disebut sebanyak 240 kali,
seperti al-zumar : 27 walakad dlarabna linnaasi fii haadzal quraani min kulli
matsal (sesungguhnya telah kami buatkan bagi manusia dalam al-quran ini setiap
macam perumpamaan). Konsep al-nas menunjuk pada semua manusia sebagai makhluk
social atau secara kolektif.
Dengan
demikian Al-Quran memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, dan
social. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk social yang tidak
biasa hidup tanpa bantuan orang lain dan atau makhluk lain. Manusia memiliki
fitrah dalam arti potensi yaitu kelengkapan yang diberikan pada saat dilahirkan
ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia dapat di kelompokkan pada dua hal yaitu
potensi fisik dan potensi rohanian.
Sebenarnya
maniusia itu terdiri dari 3 unsur yaitu :
·
Jasmani: Terdiri dari air, kapur, angin,
api dan tanah.
·
Ruh: Terbuat dari cahaya (nur).
Fungsinya hanya untuk menghidupkan jasmani saja.
·
Jiwa (an nafsun/rasa dan perasaan).
Proses Penciptaan Manusia
Asal usul manusia dalam
pandangan Islam tidak terlepas dari figur Adam sebagai manusia pertama. Adam
adalah manusia pertama yang diciptakan Allah di muka bumi dengan segala
karakter kemanusiaannya. Dalam Al-Qur’an di jelaskan tentang proses penciptaan
manusia, antara lain dalam Q.S 23:12,13 dan 14.
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ طِينٍ
ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ.
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا
الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ
لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ
الْخَالِقِينَ.
Artinya:
(12)Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. (13)Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).(14). Kemudian air mani itu
kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.
Ayat tersebut menjelaskan
tentang asal pencipta manusia dari “sulatin minthin (sari pati tanah)”. Kata
sulatin dapat diartikan dengan hasil akhir dari sesuatu yang di sarikan,
sedangkan thin berarti tanah. Pada tahap berikutnya sari pati tanah berproses
manjadi nuthfah (air mani).
Pada ayat 14 di jelaskan tentang tahapan
reproduksi manusia setelah nuthfah, perubahan nuthfah secara berturut menjadi
alaqah, mudhghah, izham dan khalqan akhar (makhluk lain). Alaqah memiliki dua
pengertian, pertama darah yang mengental sebagai kelanjutan dari nuthfah oleh ke
dua sesuatu yang menempel di dinding rahim. Mudhghah berarti sebuah daging yang
merupakan proses penciptaan manusia sebagai kelanjutan alaqah. Izham
(tulang-belulang) selanjutnya di balut dengan lahm (daging). Pada fase ini
sampai pada pencapaian kesempurnaan bentuk manusia yang disebut dengan khalqon
akhar, berarti ciptaan baru yang jauh berbeda dengan keadaan dan bentuk
sebelumnya.
Selanjutnya Al-Qur’an juga
mengatakan dalam beberapa ayatnya bahwa manusia berasal dari air ( Q.S
al-furqan 25: 54).
ؕ وَكَانَ
رَبُّكَ قَدِيۡرًا وَهُوَ الَّذِىۡ خَلَقَ مِنَ الۡمَآءِ بَشَرًا فَجَعَلَهٗ
نَسَبًا وَّ صِهۡرًا
Artinya:
54. Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu dia jadikan
manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.
Dalam ayat yang lain Allah
menyebutkan bahwa air (yang menjadi asal manusia) itu adalah air hina (mani )
yang terpancar dari (antara) tulang sulbi (pinggang) dan tulang dada (Q.S
af-tariq 86:6-7)
(7)يَّخۡرُجُ
مِنۡۢ بَيۡنِ الصُّلۡبِ وَالتَّرَآٮِٕبِؕ (6)خُلِقَ مِنۡ مَّآءٍ دَافِقٍۙ
Artinya:
6.Dia diciptakan dari air yang dipancarkan,
7. yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada
perempuan.
Di dalam Al-Qur’an juga di
kenal beberapa istilah lain yang mengungkapkan tentang asal kejadian manusia
antara lain sebagai berikut :
1.
Turaab, yaitu tanah gemuk sebagaimana disebutkan dalam surat al khalfi
(18) :37.
2.
Tiin yaitu tanah lempung sebagaimana firman Allah dalam surat as sajada
(32) :7.
3.
Tiinul laazib yaitu tanah lempung yang pekat sebagaimana di sebut dalam
surat Asb-shaffaat (37) :11.
4.
Shalshalun, yaitu lempeng yang dikatakan kalfakhar (seperti tembikar).
5.
Shalshalin min hamain masnuun ( lempeng dari lumpur yang di
cetak/diberi bentuk) sebagaimana
dalam surat Al-hijr (15) :26.
6.
Sulalatun mintiin, yaitu dari sari pati lempung, sulalat berarti
sesuatu yang di sarikan dari sesuatu
yang lain.
Pada hakikatnya manusia
adalah makhluk allah yang paling sempurna disbanding makhluk lainnya. Manusia
mempunyai berbagai kelebihan,yaitu:
1.
Makhuk yang paling unik, dijadikan dalam bentuk yang baik, ciptaan
Tuhan yang paling sempurna.
2.
Manusia memiliki potensi (daya atau kemampuan yang mungkin di
kembangkan ) beriman kepada Allah.
3.
Manusia di ciptakan Allah untuk mengabdi kepada-Nya.Manusia di ciptakan
Tuhan untuk menjadi khalifah-Nya di bumi.
4.
Di samping akal, manusia di lengkapi Allah dengan perasaan dan kemauan
atau kehendak.
5.
Secara individual manusia bertanggug jawab atas segala perbuatannya.
6.
Berakhlak.
B. EKSISTENSI DAN MARTABAT MANUSIA
Eksistensi manusia di dunia adalah sebagai tanda
kekuasaan Allah SWT terhadap hamba-hambaNya, bahwa dialah yang menciptakan,
menghidupkan dan menjaga kehidupan manusia. Dengan demikian, tujuan
diciptakannya manusia dalam konteks hubungan manusia dengan Allah SWT adalah
dengan mengimani Allah SWT dan memikirkan ciptaanNya untuk menambah keimanan
dan ketakwaan kepada Allah SWT
Manusia
di dunia tidak hidup sendirian. Manusia merupakan makhluk sosial yang mempunyai
sifat hidup berkelompok dan saling membutuhkan satu sama lain. Hampir semua
manusia, pada awalnya merupkan bagian dari anggota kelompok sosial yang
dinamakan keluarga. dalam Ilmu komunukasi dan sosiologi kelurga merupakan
bagian dari klasifikasi kelompak sosial dan termasuk dalam small group atau
kelompok terkecil di karnakan paling sedikit anggotanya terdiri dari dua orang.
Namun keberadaan keluraga penting karena merupakan bentuk
khusus dalm kerangka sistem sosial secara keseluruhan. Small group seolah-olah
merupakan miniatur masyarakat yang juga memiliki pembagian kerja, kodo etik
pemerintahan, prestige, ideologi dan sebagainya. Dalam kaitannya dengan tujuan
individu daln keluarga adalah agar individu tersebut menemukan ketentraman,
kebahagian dan membentuk keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah.
Manusia diciptakan berpasang-pasangan. Oleh sebab utu,
sudah wajar manusia baik laki-laki dan perempuan membentuk keluarga. Tujuan
manusia berkelurga menurut Q.S. Al-Ruum ayat 21 yang artinya:
"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa tentram, dan
dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih sayang . Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaaum yang mau berfikir."
·
Keunggulan dan
potensi manusia
Potensi
diri adalah kekuatan dari individu yang masih terpendam di dalam, yang dapat di
wujudkan menjadi suatu kekuatan nyata dalam kehidupan manusia. Apabila
pengrtian potensi diri dikaitkan dengan penciptaan manusias oleh Allah SWT,
maka potensi diri manusia adalah: kekutan manusia yang di berikan oleh Alah SWT
sejak dalm kandungan ibunya sampai akhir hayatnya yang masih terpendam dalam
dirinya , menunggu untuk diwujudkan menjadi sesuatu yang bermanfaat dalam
kehidupan diri manusia di dunia dan di akhirat sesuai dengan tujuan
diciptakannya manusia oleh Allah SWT untuk mengabdi kepadanya.
Potensi
diri manusia terdiri dari potensi fisik yaitu tubuh manusia
sebagai sebuah sistem yang paling sempurna bila dibandingkan dengan makhlik
Allah lainnya seperti: binatang, jin, malaikat. Sedangkan potensi non fisik adalah
hati, ruh, indera dan akal pikiran. Potensi apapun yang dimiliki manusia
masing-masing memiliki fungsi dan perannya, oleh karenanya harus dimanfaatkan
dngan sebaik-baiknya agar dapat berguna bagi diri dan lingkungannya.
Secara
umum manisia yang dilahirkan normal kedunia ini telah dilengkapi dengan otak.
Para ahli Psikologi sepakat bahwa otak manusia adalah sumber kekuatan yang luar
biasa. Tugas otak selain mengendalikan aktifitas fisik bagian bagian didalam
tubuh seperti ; paru-paru , jantung dan sebagainya. Juga berfungsi sebagai
untuk menghafal. Kegiatan-kegiatan yang memerlukan logika seperti : berhitunh,
menganalisa, bahasa. Aktivitas imajinasi, intuisi kreativitas, inovasi dan
sebagainya. Tugas otak melahirkan kegiatan berfikir yang pada gilirannya dapat
menghasilkan karya nyata. Jadi otak adalah sumber kekuatan manusia untuk
menghasilkan karya melalui proses berfikir.
C. TANGGUNG JAWAB MANUSIA
SEBAGAI HAMBA DAN KHALIFAH ALLAH SWT
1. Tanggung
jawab manusia sebagai hamba Allah SWT
Makna yang esensial dari kata abd’ (hamba) adalah
ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan manusia hanya layak diberikan kepada Allah
SWT yang dicerminkan dalam ketaatan, kepatuhan dan ketundukan pada kebenaran
dan keadilan.
Oleh karena itu, dalam al-quran dinyatakan dengan “quu anfusakun waahlikun naran” (jagalah
dirimu dan keluargamu dengan iman dari api neraka).
2. Tanggung
Jawab Manusia sebagai Khalifah Allah SWT
Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat dan
harus dipertanggungjawabkan dihadapannya. Tugas hidup yang di muka bumi ini
adalah tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi,
serta pengolaan dan pemeliharaan alam.
Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang
kekuasaan. Manusia menjadi khalifah untuk mewujud kemakmuran di muka bumi.
Kekuasaan yang diberikan manusia bersifat kreatif yang memungkinkan dirinya
mengolah serta mendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk kepentingan
hidpnya.sebagaimana firman allah dalam
qs. 2 : 30
فِكُ الدِّمَاءَ وَإِذْ قَالَ
رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا
أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْ
وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا
لا تَعْلَمُونَ
|
Artinya:“Ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat :
“Sesungguhnya aku hendak menjadikanmu sebagai khalifah di muka bumi”, mereka
berkata : “Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji engkau dan mensucikan engkau?”. Allah berfirman :
“Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
Kepemimpinan
adalah suatu amanah yang diberikan Allah yang suatu ketika nanti harus kita
pertanggungjawabkan. Karena itu siapa pun anda, di mana pun anda berada, anda
adalah seorang pemimpin, minimal memimpin diri sendiri. Kepemimpinan adalah
mengenai diri sendiri. Kepemimpinan adalah perilaku kita sehari-hari.
Kepemimpinan berkaitan dengan hal-hal sederhana seperti berbakti kepada orang
tua, tidak berbohong, mengunjungi kawan yang sakit, bersilahturahmi dengan
tetangga, mendengar keluh kesah sahabat, dan sebagainya.
Allah SWT berfirman
dalam Surat An-Nisa ayat 58-59 yang artinya :
“Sesungguhnya Allah
SWT menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan
menyuruh kamu apabila menetapkan suatu hukum diantara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Hai orang-orang yang beriman taatlah Allah dan RasulNya, dan orang-orang yang
memegang kekuasaan diantara kamu, kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu maka kembalilah kepada Al-Qur’an dan Hadits. Jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang demikian itu lebih utama dan lebih
baik akibatnya bagimu”.
Di
dalam Surat An-Nisa ayat 58-59 tersebut dijelaskan kriteria pemerintahan
(kepemimpinan) yang baik, yaitu :
1. Pemerintah yang
pemimpinnya menyampaikan amanat kepada yang berhak dan berlaku adil.
2. Musyawarah pada
setiap persoalan dan apabila terjadi perselisihan maka hendaklah kembali kepada
sumber hukum Islam.
3. Pemerintahan
yang memiliki sifat kooperatif antara rakyat dan pemerintah, rakyat harus patuh
dan taat pada peraturan yang dibuat oleh pemerintah dalam hal ini baik dan
benar dan pemerintah harus benar-benar menjalankan pemerintahan untuk
kepentingan rakyat.
Setiap
orang sebenarnya pemimpin. Setiap orang dapt mengatur dirinya sendiri.
Sayangnya, banyak yang tidak sadar akan kemampuannya tersebut. Maka untuk menjadi
sadar ada tiga hal yang perlu dilakukan agar kita semua sadar akan kemampuan
kita sebagai pemimpin, yaitu :
a.
Memahami diri sendiri (Self
Understanding)
Proses ini kita
harus memahami dan mengenal diri kita. Untuk menjadi pemimpin kita harus sadar
siapakah kita sebenarnya. Nabi Muhammad SAW bersabda."Siapa
yang mengenal dirinya maka akan mengenal Tuhannya"
Tanpa mengenali diri kita dengan benar ,maka sulit untuk
menemukan makna kehidupan hidup adalah sebuah perjalanan melingkar, kita harus
tahu siapa kita dan bagaimana kita seharusnya?
b.
Kesadaran diri (Self Awareness)
Kesadran diri
berarti sadar akan perasaan kita . Untuk menjadi pemompim kita harus melek
emosi dan kita harus mampu mengenali dan mengindentifikasi-kan perasaan apapun
yang sedang kita rasakan.
c.
Pengendaalian diri (self Control)
Pengendalian
diri berarti sadar sepenuhnya akan apa yang akak kita lakukan Ini adalh hasil
dari kecerdasan emosi yang tinggi. Pengendalian diri baru dapat terlihat ketika
situsi yang sulit dan melibatkan emosi, sebagai pemimpin kita harus bisa
mengendalikannya. Pemimpin yang mampu mengendalikan diri tidak akan tergoda
untuk melakukan dan memgambil sesuatu yang bukan haknya. Pengendalian
duru juga ditunjukkan oleh keberanian seseorang untuk membuat komotmen dan
melaksanakan komitmen tersebut
Tanggung
Jawab Manusia Sebagai Khalifah Di Era Moderen
Allah
SWT dengan kehendak kebijaksanaan-Nya telah menciptakan makhluk-makhluk yang
ditempatkan di alam penciptaan-Nya. Sebagai khalifah tanggung jawab manusia
adalah sangat luas didalam kehidupannya, meliputi semua keadaan dan tugas yang
ditentukan kepadanya.
Di
zaman serba modern ini tanggung jawab manusia khususnya sebagai khalifah hampir
semua orang meninggalkannya. Manusia melupakan tugas dan tanggung jawab dari
aslinya dengan membengkokon kearah-arah yang negatif.
Manusia
dalam melakukan kerja kebudayaan memiliki kebebasan untuk memilih dan
menentukan diantara berbagai macam kemungkinan. Tetapi kebebasan itu tidak
bebes begitu saja,dalam artian bebas dalam batas tertentu terhadap hak orang
lain. Kondisi ini digambarkan pada masa lalu,terdapat rebutan lahan diantara
dua penguasa. Mereka mempermasalahkan batas wilayah yang tidak henti-hentinya.
Thomas Hobbes menyebutnya sebagai homo homini lopus, artinya manusia
adalah serigala bagi manusai yang lain. Persoalan rebutan wilayah itu mungkin
kalau sekarang seperti persoalan antara Israel dan Palestina yang selalu
bermusuhan karena berebutan wilayah.
Hal
tersebut dapat terjadi karena tanggung jawa manusia sebagai khalifah/pemimpin telah
musnah. Mereka hanya mementingkan kepentingan pribadi, tidak peduli lagi akan
tanggung jawab sebagai seorang khalifah, tidak peduli akan kebenaran kebaikan,
mewujudkan kedamaian, menghapus kemungkaran serta penyelewengan dan
penyimpangan dari jalan Allah.
Pemanfaatan
tekhnologi sekarangpun telah banyak membelok dari fungsi aslinya, yakni dari
fungsi aslinya tekhnologi itu dipergunakan untuk memecahkan masalah yang lahir
dalam kehidupan,sebagai sarana atau aktifitas yang denganya manusia berusaha
mengubah atau menangani lingkungan,sebagai sarana untuk mencapai tujuan-tujuan
praktis yang bersifat positif. Sebagai sarana untuk mempermudah manusia
melakukan tugasnya,misalnya:
- Dengan tekhnologi modern, dari tekhnik mengendalikan aliran air sungai petani mendapatkan kemudahan dalam memperoleh air. Bendungan dapat dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik. Alat rumah tangga elektronik mempermudah ibu-ibu rumah tangga dalam melaksanakan tugasnya.
- Dengan tekhnik modern dapat dibuat bermacam-macam media pendidikan, seperti, slide, film setrip, TV dan lain-lain yang dapat mempermudah para pendidik dalam melaksanakan tugasnya.
Pengetahuan
dan tekhnologi memungkinkan terjadinya perkembangan ketrampilan dan kecerdasan
manusia. Hal ini karena dangan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
memungkinkan:
a. Tersedianya
sarana dan prasarana penunjang kegiatan ilmiah.
- Meningkatnya kemakmuran materi dan kesehatan masyarakat.
Fungsi
hakekat tekhnologi tersebut telah banyak yang pensiun, meski banyak pula yang
berjalan sesuai mestinya. Tekhnologi yang pensiun atau berubah dari hakekat
fungsinya, misalnya adalah pembuatan nuklir, meledaknya bom atom di Hirosima
dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 8 Agustus 1945 mengakhiri perang dunia ll.
Akibat bom atom korban manusia sipil yang cacat seumur hidup dan hangus menjadi
abu dalam sekejap lingkungan alam hancur. Sampai saat ini jatuhnya bom atom di
Hirosima dan Nagasaki selalu diperingati sebagai peringatan akan bahaya
tekhnologi atom bagi umat manusia. Itulah akibat dari melalaikan tanggung jawab
manusia.
A.
KESIMPULAN
Asal
usul manusia dalam pandangan islam tidak terlepas dari figur Adam sebagai
manusia pertama. Adam adalah manusia pertama yang diciptakan Allah di muka bumi
dengan segala karakter kemanusiaannya.
Ruh
adalah salah satu komponen penting yang menentukan ciri kemanusiaan manusia.
Ruh merupakan getaran ilahiyah atau sinyal ketuhanan sebagai mana rahmat ,
nikmat dan hikmah yang kesemuanya sering terasa sentuhannya, tetapi sukar di
pahami hakekatnya Fungsi dan tujuan
hidup manusia menurut islam
Fungsi manusia
a. Fungsi manusia di muka bumi adalah
sebagai khalifah. Khalifah berarti pemimpin Tujuan hidup manusia
b. Tujuan hidup manusia adalah untuk
mengabdi kepada Allah Swt. Tujuan hidup manusia
Tujuan hidup
manusia adalah untuk mengabdi kepada Allah Swt.
c. Manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan atau Allah.
Tuhan sebagai
pencipta disebut khalik dan selain dari Tuhan di namakan makhluk
B.
SARAN
Diharapkan pihak yang bersangkutan dalam ilmu agama pada
usia sd dapat memberikan informasi mengenai hal tersebut agar tidak terjadi
penyimpangan terhadap ilmu agama.
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata.1998. AL-Qur’an dan Hadits
(Dirasah Islamiyah), Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Departemen Agama RI.2001. Pendidikan Agama
Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, Jakarta: Direktorat Jenderal
Kelembagaan Agama Islam.
Hamdan Mansoer, dkk.2004. Materi
Instruksional Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Direktorat Perguruan Tinggi
Agama Islam.
Murthada Muthahhari.1990. Perspektif
Al-Qur’an Tentang Manusia dan Agama, Bandung: Mizan.
Nanih Machendrawaty & Agus Ahmad Safei.2004.
Pengembangan Masyarakat Islam, Jakarta: Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar