Selasa, 29 Agustus 2017

HAKIKAT AGAMA: PENGERTIAN AGAMA, KLASIFIKASI AGAMA DAN ISLAM RAHMATAN LIL’ALAMIN



HAKIKAT AGAMA

A.                PENGERTIAN AGAMA
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut.

Beberapa persamaan arti kata“agama’’ dalam berbagai bahasa:
1. Ad din (Bahasa Arab dan Semit)
2. Religion (Inggris)
3. La religion (Perancis)
4. De religie (Belanda)
5. Die religion (Jerman)
                          
Secara bahasa kata agama berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi turun temurun. Adapun kata din mengandung arti menguasai, menundukkan, kepatuhan, balasan, dan kebiasaan. Din juga berarti peraturan-peraturan berupa hukum-hukum yang harus dipatuhi baik dalam bentuk perintah yang wajib dilaksanakan maupun berupa larangan yang harus ditinggalkan.

Kata din dalam Al Qur’an disebut sebanyak 94 kali dalam berbagai makna dan kontek,
 antara lain berarti :
1.  Pembalasan (Q.S Al Fatihah (1) ayat 4).
2.  Undang-undang duniawi atau peraturan yang dibuat oleh raja (Q.S Yusuf (12)ayat 76)
3.  Agama yang datang dari Allah SWT (Q.S AliImran (3) ayat 83)
4.  Agama yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad SAW sebagai agama yang benar (Q.S At-Taubah (9) ayat 33)
5.   Agama selain Islam (Q.S Al Kafirun(109) ayat 6 dan Q.S Ash Shaf (61) ayat 9)
                
Menurut Abu Ahmadi agama menurut bahasa :
  1. Agama berasal dari bahasa Sangsekerta yang diartikan dengan haluan,peraturan, jalan atau  kebaktian kepada Tuhan.
  2.  Agama itu terdiri dari dua perkataan yaitu A berarti tidak, Gama berarti kacau balau, tidak teratur. Jadi agama berarti tidak kacau balau yang berarti teratur.

Agama menurut istilah adalah undang-undang atau peraturan-peraturan yang mengikat manusia dalam hubungannya dengan Tuhannya dan hubungan manusia dengan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam. Maka orang yang beragama adalah orang yang teratur, orang yang tenteram dan orang yang damai baik dengan dirinya maupun dengan orang lain dari segala aspek kehidupannya.

Sebuah agama biasanya melingkupi tiga persoalan pokok, yaitu :
  • Keyakinan (credial), yaitu keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan supranatural yang diyakini mengatur dan mencipta alam.
  • Peribadatan (ritual), yaitu tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan kekuatan supranatural tersebut sebagai konsekuensi atau pengakuan dan ketundukannya.
  • Sistem nilai yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya atau alam semesta yang dikaitkan dengan keyakinan nya tersebut.

B.                 UNSUR – UNSUR AGAMA

Setiap agama pada dasarnya terdiri dari empat unsur, yaitu:
1.      Ajaran = teori = konsep yaitu sebagai sisi gaib
Maksudnya adalah adanya keyakinan kepada yang gaib. Manusia merasa dirinya lemah dan oleh karenanya ia berhajat pada kekuatan gaib sebagai tempat memohon pertolongan. Manusia merasa harus mengadakan hubungan baik dengan kekuatan gaib dengan cara mematuhi perintah dan larangannya.

2.       Iman yaitu sebagai interaksi antara pelaku dan konsep
Maksudnya adalah adanya keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya di dunia dan kebahagiaanya di akhirat tergantung pada adanya hubungan baik dengan kekuatan gaib yang dimaksud. Tanpa adanya hubungan baik itu, manusia akan sengsara hidupnya di dunia dan di akhirat.

3.      Ritus = upacara yaitu sebagai sistem lambing
Maksudnya adalah adanya respon yang bersifat emosional dari manusia, baik dalam bentuk perasaan takut atau perasaan cinta. Selanjutnya respon itu mengambil bentuk pemujaan atau penyembahan dan tata cara hidup tertentu bagi masyarakat yang bersangkutan.

4.      Praktik = amal
yaitu sebagai perwujudan konsep dalam segala segi kehidupan individu dan masyarakat
Maksudnya adalah adanya paham / keyakinan tentang yang kudus (the sacret) dan suci seperti kitab suci, tempat-tempat ibadah yang suci dan sebagainya.
 



C.                 KLASIFIKASI AGAMA

Dari segi sumbernya
  1. Agama Samawi (wahyu)
Yaitu agama yang diturunkan oleh Allah swt melalui wahyu – Nya kepada para rasul dan disebarkan kepada umat manusia. Ciri-cirinya adalah:
  • Secara pasti dapat ditentukan lahirnya, dan bukan tumbuh dari masyarakat, melainkan    diturunkan kepada masyarakat.
  • Disampaikan oleh manusia yang dipilih Allah sebagai utusan-Nya
  • Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia
  • Ajarannya serba tetap, walaupun tafsirnya dapat berubah sesuai dengan kecerdasan dan kepekaan manusia
  • Konsep ketuhanannya monotheisme mutlak (tauhid)
  • Kebenarannya adalah universal yaitu berlaku bagi setiap manusia, masa dan keadaan.
               
  1. Agama Ardhi (bukan wahyu / agama budaya)
Yaitu agama yang lahir dari hasil pemikiran manusia semata yang dianggap memiliki pengetahuan tentang kehidupan dalam berbagai aspeknya secara mendalam.Contoh : Agama Budha yang berpangkal pada ajaran Sidharta Gautama dan Counfisianisme yang berpangkal pada ajaran Kong Hu Cu.Ciri – cirinya :
  • Tumbuh secara komulatif dalam masyarakat penganutnya.
  • Tidak disampaikan oleh utusan Tuhan ( Rasul).
  • Umumnya tidak memiliki kitab suci, walaupun ada akan mengalami perubahan-perubahan dalam perjalanan sejarahnya.
  • Ajarannya dapat berubah-ubah, sesuai dengan perubahan akal pikiranmasyarakatnya ( penganutnya).
  • Konsep ketuhanannya : dinamisme, animisme, politheisme, dan paling tinggi adalah monotheisme nisbi.
  • Kebenaran ajarannya tidak universal , yaitu tidak berlaku bagi setiap manusia, masa, dan   keadaan.

    Perbedaan kedua agama ini dikemukakan Al Masdoosi dalam Living Religious of the World sebagai berikut:
  • Agama wahyu berpokok pada konsep keesaan Tuhan, sedangkan agama budaya tidak demikian
  • Agama wahyu beriman kepada Nabi, sedangkan agama budaya tidak
  • Agama wahyu sumber utamanya adalah kitab suci yang diwahyukan, sedangkan agama budaya kitab suci tidak pentin
  • Semua agama wahyu lahir di Timur Tengah, sedangkan agama budaya lahir di luar itu
  • Agama wahyu lahir di daerah-daerah yang berada di bawah pengaruh ras simetik
  • Agama wahyu memberikan arah yang jelas dan lengkap baik spiritual maupun material, sedangkan agama budaya lebih menitik beratkan aspek spiritual saja
  • Ajaran agama wahyu jelas dan tegas, sedangkan agama budaya kabur dan elastis.

Agama wahyu disebut juga agama samawi (agama langit) dan agama bukan wahyu disebut agama budaya (ardhi/bumi). Sedangkan yang termasuk dalam katagori agama samawi hanyalah Agama Islam.
          Secara fitrah, manusia membutuhkan agama sebagia pengangan hidup, karena itu sejarah agama sama panjangnya dengan sejarah manusia. Sejarah mencatat aneka macam agama yang dianut oleh manusia sejak dahulu sampai hari ini, agama yang berasal dari olah pikir manusia (agama ardhi atau agama budaya), maupun agama yang diturunkan melalui wahyu (agama samawi) yang diterima rasul-rasul Allah.
          Agama budaya bersifat politeistik atua mempercayai beberapa Tuhan, sedangkan agama wahyu  bersifat monoteistik  atau menyakini satu Tuhan. Agama-agama budaya menggunakan nama pencetusnya sebagai nama agamanya, sedangkan agama wahyu  penamaannya berdasarkan wahyu pula,tidak menggunakan nama rasul yang menerimanya.
          Agama islam adalah agama wahyu satu-satunya yang memiliki kitabsuci yang asli dan otentik,tidak  mengalami perubahan sejak diturukannya pada abad ke-6 Masehi sampai sekarang, bahkan sampai akhir zaman. Rasul yang menerima wahyu Allah bernama Muhammad putra Abdullah, memiliki silsilah dan keturunan yang jelas. Beliau dilahirkan di Mekkah tahun 571 Masehi dan mendapat wahyu yang pertama kali ketika beliau berusia  40 tahun.

Islam diturunkan kepada manusia berfungsi sebagai rahmad namun nilairahmat tersebut akan berpengaruh kepada manusian yang melaksanaakan ajaran agamanya secara totalitas sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surat Al-Baqrah ayat 208 yang artinya:Hai orang-orang beriman, masuklah kamu kedalam Islam seluruhnya, dan jaganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
Tulisan ini adalah nasehat yang ditujukan kepada saya dan sebagian orang yang sering membawa perkataan “Islam adalah agama yang lembut, santun dan penuh kasih sayang“, akhirnya menjadi pengecut, tidak berani mengatakan itu salah dan ini benar sesuai dengan yang ditunjukkan oleh Al Quran dan As Sunnah serta dipahami oleh para shahabat radhiyallahu ‘anhum..
Memang Islam agama yang memerintahkan kasih sayang, sikap lembut, santun, tidak menyusahkan, tidak membuat orang lari akibat syariatnya .
Berkata Al ‘Allamah Syeikh Al Mufassir Muhammad Al Amin Asy Syinqithi rahimahullah (w: 1393H):
وَمَا ذَكَرَهُ – جَلَّ وَعَلَا – فِي هَذِهِ الْآيَةِ الْكَرِيمَةِ مِنْ أَنَّهُ مَا أَرْسَلَهُ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالِمِينَ يَدُلُّ عَلَى أَنَّهُ جَاءَ بِالرَّحْمَةِ لِلْخَلْقِ فِيمَا تَضَمَّنَهُ هَذَا الْقُرْآنُ الْعَظِيمُ . وَهَذَا الْمَعْنَى جَاءَ مُوَضَّحًا فِي مَوَاضِعَ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ ، كَقَوْلِهِ تَعَالَى : أَوَلَمْ يَكْفِهِمْ أَنَّا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ يُتْلَى عَلَيْهِمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَرَحْمَةً وَذِكْرَى لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ [29 \ 51] وَقَوْلِهِ : وَمَا كُنْتَ تَرْجُو أَنْ يُلْقَى إِلَيْكَ الْكِتَابُ إِلَّا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ الْآيَةَ [28 \ 86] .
Artinya: “Apa yang telah disebutkan Allah Jalla wa ‘Ala di dalam ayat yang mulia ini adalah bahwa Allah Ta’ala tidaklah mengutus beliau (shallallahu ‘alaihi wasallam-pent) kecuali sebagai rahmat untuk alam semesta, yang menunjukkan bahwa beliau datang dengan rahmat untuk seluruh makhluk sebagaimana yang ditunjukkan oleh Al Quran yang Mulia ini.
Dan makna ini telah disebutkan di beberapa tempat dari Kitabullah, seperti firman Allah Ta’ala:
 أَوَلَمْ يَكْفِهِمْ أَنَّا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ يُتْلَى عَلَيْهِمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَرَحْمَةً وَذِكْرَى لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ [العنكبوت: 51]
Artinya: “Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur’an) sedang dia dibacakan kepada mereka.Sesungguhnya dalam (Al Qur’an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman”. QS. Al Ankabut: 51.Dan Firman-Nya:
وَمَا كُنْتَ تَرْجُو أَنْ يُلْقَى إِلَيْكَ الْكِتَابُ إِلَّا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ ظَهِيرًا لِلْكَافِرِينَ [القصص: 86]
Artinya: “Dan kamu tidak pernah mengharap agar Al Qur’an diturunkan kepadamu, tetapi ia (diturunkan) karena suatu rahmat yang besar dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu menjadi penolong bagi orang-orang kafir”. QS. Al Qashash: 86.
Dan di dalam shahih Muslim disebutkan bahwa Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah pernah ditanya: “Wahai Rasulullah, tidakkah engaku mendoakan keburukan untuk orang-orang musyrik?”, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab:
«إِنِّي لَمْ أُبْعَثْ لَعَّانًا ، وَإِنَّمَا بُعِثْتُ رَحْمَةً» .
Artinya: “Sesunguhnya aku tidak diutus sebagai tukang melaknat, sesungguhnya aku diutus hanya sebagai rahmat”.
Lihat Tafsir Adhwa Al Bayan.Bahkan bersikap lembut sampai kepada Fir’aun sang pengaku tuhan. Coba perhatikan Firman Allah Ta’ala ketika mengutus Nabi Musa dan Harun ‘alaihissalam kepada Fir’aun:

اذْهَبَا إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى (43) فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى (44)} [طه: 43، 44]
Artinya: “Pergilah kamu berdua kepada Firaun, sesungguhnya dia telah melampaui batas”. “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut”. QS. Thaha: 43-44.
Dan, memang salah satu sifat Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dan orang-orang beriman bersamanya adalah saling menyayangi diantara mereka:
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ [الفتح: 29]
Artinya: “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka”. QS. Al Fath:29.
Dan, memang pesan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada kita adalah agar bersikap lembut penuh kasih sayang, santun.“Aisyah radhiyallahu ‘anha istri Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Wahai Aisyah, sesungguhnya Allah itu Maha Lembut, mencintai yang lembut, memberi dalam sikap lembut suatu yang tidak diberikan dalam sikap keras dan tidak memberi atas apa yang selain sikap lembut”. HR. Muslim.
Jarir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
عَنْ جَرِيرٍ رضي الله عنه عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « مَنْ يُحْرَمِ الرِّفْقَ يُحْرَمِ الْخَيْرَ.
Artinya: ““Barangsiapa yang diharamkan dari sikap lembut maka niscaya diharamkan kebaikan (baginya)”. HR. Muslim.
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
عَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « يَسِّرُوا وَلاَ تُعَسِّرُوا ، وَبَشِّرُوا وَلاَ تُنَفِّرُوا » . البخاري
Artinya: “: “Mudahkan dan jangan dipersulit, berikan kabar gembira dan jangan dibuat lari”. HR. Bukhari.

Islam agama yang mengajarkan selalu dan wajibnya amar ma’ruf nahi mungkar sebagaimana yang sudah ditentukan caranya oleh Islam.Islam juga agama yang mewajibkan untuk mengatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Jangan dibalik! Apalagi disebabkan karena posisi di masyarakat, tekanan sosial, takut dijauhi, takut ditinggal jama’ah, takut dimarahi, takut menyalahi arus, atau takut dibenci manusia atau semisal dengan alasan-alasan ini.
Contoh: Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ketika dimintai sesuatu oleh shahabatnya, yang nota benenya, mereka adalah orang yang sangat butuh untuk disikapi lembut, agar hati mereka teguh di dalam Islam. Tapi karena yang mereka minta adalah perkara yang merupakan sarana kesyirikan, maka beliaupun shallallahu ‘alaihi wasallam menunjukkan sikap yang tegas dan keras dihadapan mereka.
Abu Waqid Al Laitsy radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah pergi ke daerah Khaibar, beliau melewati sebuah pohon milik kaum musyrik, yang disebut pohon Dzatu Anwath, mereka (kaum musyrik) menggantungkan senjata mereka di atasnya, maka para shahabat berkata: “Wahai Rasulullah, buatkanlah untuk kami Dzatu Anwath sebagaimana milik mereka (kaum musyrik)”. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Maha Suci Allah, ucapan ini adalah sebagaimana perkataan kaumnya Musa (اجْعَلْ لَنَا إِلَهًا كَمَا لَهُمْ آلِهَةٌ) (yang artinya: Wahai Musa! Jadikanlah untuk kami sebuah sembahan sebagaiman mereka memiliki sembahan), demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan orang sebelum kalian”. HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al Albani.
Contoh lain: Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, meskipun beliau berlemah lembut ketika memanggil bapaknya, tetap saja beliau mencegah kemungkaran yang dilakukan bapak beliau:
يَا أَبَتِ إِنِّي قَدْ جَاءَنِي مِنَ الْعِلْمِ مَا لَمْ يَأْتِكَ فَاتَّبِعْنِي أَهْدِكَ صِرَاطًا سَوِيًّا (43) يَا أَبَتِ لَا تَعْبُدِ الشَّيْطَانَ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلرَّحْمَنِ عَصِيًّا (44) يَا أَبَتِ إِنِّي أَخَافُ أَنْ يَمَسَّكَ عَذَابٌ مِنَ الرَّحْمَنِ فَتَكُونَ لِلشَّيْطَانِ وَلِيًّا (45)} [مريم: 43 - 45]
Artinya: “Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus”. “Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah setan. Sesungguhnya setan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah”. “Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi setan”. QS. Maryam: 43-45.
Lihat bagaimana Nabi Ibrahim ‘alaihissalam tetap memanggil dengan panggilan yang lembut tapi tetap juga AMAR MA’RUF NAHI MUNGKAR.
Pesan yang ingin disampaikan dalam tulisan ini adalah:
1)             Janganlah dengan dalih “Islam adalah agama yang lembut, santun dan penuh kasih sayang“, akhirnya membenarkan yang salah atau menyalahkan yang benar.
2)             Janganlah dengan dalih “Islam adalah agama yang lembut, santun dan penuh kasih sayang“, akhirnya menyembunyikan kebenaran.
3)             Janganlah dengan dalih “Islam adalah agama yang lembut, santun dan penuh kasih sayang“, akhirnya tidak berani mengatakan ini salah, ini kesyirikan, ini bid’ah, ini maksiat dan tidak boleh dikerjakan.
Aisyah radhiyallah ‘anha berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang mencari keridhaan Allah dengan kemarahan manusia maka Allah kan meridhainya dan menjadikan manusia ridha kepadanya, dan siapa yang mencari keridhaan manusia dengan kemurkaan Allah maka Allah akan murka kepadanya dan menjadikan manusia murka kepadanya”. HR. Ibnu Hibban dan dishahihkan oleh Al Albani. Abu Ali Ad Daqqaq rahimahullah (w: 516H) berkata: “Orang yang diam dari kebenaran adalah setan yang bisu, sedang yang berbicara dengan kebatilan adalah setan yang berbicara”. Lihat kitab I’lam Al Muwaqqi’in dan Al Jawab Al Kafi, karya Ibnul Qayyim.

Agama – agama besar yang dianut umat manusia di dunia antara lain agama Yahudi, Nasrani, Hindu, Budha, dan Islam. Agama Yahudi, Nasrani dan Islam dikelompokkan oleh para ahli ke dalam kelompok agama samawi dan para ahli lainnya mengelompokkan agama Yahudi dan Nasrani tidak lagi dipandang agama samawi karena mereka berpendapat bahwa kitab suci kedua agama tersebut telah mengalami perubahan.

Dari segi sifatnya
1)       Agama Misionari
Yaitu agama yang menurut ajarannya harus disebarkan kepada seluruh umat manusia.
2)       Agama Non Misionari
Yaitu tidak ada kewajiban dalam ajarannya untuk menyebarkan kepada seluruh umat.

Dari segi tempat munculnya
1). Agama Semitik
 Yaitu agama yang lahir dalam kawasan Timur Tengah yaitu Yahudi, Nasrani, dan Islam
2). Agama Non Semitik
    
 Yaitu agama-agama yang lahir diluar kawasan Timur Tengah seperti Hindu, Budha,

D.                HAKIKAT AGAMA ISLAM

Menurut istilah, Islam berarti ketundukkan dan kepatuhan kepada peraturan-peraturan Allah yang disampaikan melalui Nabi Muhammad Saw untuk mencapai keselamatan dan kesejahteraan hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Jadi, Agama Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia, baik dalam hal ‘aqidah, syari’at, ibadah, muamalah dan lainnya.

Agama Islam adalah satu – stunya agama wahyu yang memiliki kitab suci yang asli dan autentik, tidak mengalami perubahan sejak diturunkannya pada abad ke -6 Masehi sampai sekarang bahkan sampai akhir zaman. Ajaran Islam berlaku universal untuk segala tempat dan bangsa serta berlaku abadi. Sebagaimana firman Allah swt. Dalam Q.S Al-Anbiyaa’ (21):107

لِلْعَالَمِينَ رَحْمَةً إِلَّا أَرْسَلْنَاكَوَمَا

artinya : Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.

Menurut bahasa, Islam berasal dari kata salama yang atinya damai atau selamat. Dalam Al-Qur’an kata tersebut digunakan dengan beberapa perubahan dan tambahan.

a.       Islam dengan kata salm yang berarti damai (Q.S  Muhammad : 35, Q.S Al-Anfaal : 61)
b.      Islam dengan kata aslama yang berarti menyerah (Q.S Ali-Imran : 83, Q.S An-Nisaa’ : 125
c.       Islam dengan kata istaslama-taslim mustaslimun yang berarti penyerahan total kepada     Allah (Q.S An-Nisaa’ : 65 ) 
d.      Islam dengan kata saliim yang berarti bersih atau suci (Q.S Asy-Syu’ara’:89, Q.S Ash- Shaffaat : 84)
e.       Islam dengan kata salaam yang berarti kesejahteraan(Q.S Az-Zumar : 73)         

E.                 ISLAM RAHMATAN LIL’ALAMIN 

Kata “islam” berasal dari bahasa arab yaitu “sailama” yang dimasdarkan menjadi “islaman” yang berarti damai. Kata ‘rahmatan” berasal dari bahasa Arab yaitu “rohima” yang dimasdarkan menjadi “ rahmatan’ yang artinya kasih sayang. Dan kata “Al-alamin” berasal dari  bahasa Arab yaitu “alam” yang dijama’kan menjadi “alamin” yang artinya alam semesta yang mencakup bumi beserta isinya. Maka yang dimaksud dengan Islam Rahmatan Lil’alamin adalah islam yang kehadirannya ditengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam.

Agama Islam diturunkan untuk menata kehidupan manusia untuk mencapai kesejahteraan di dunia dan di akhirat. Bagi seorang muslim, Islam menjadi dasar dalam social budaya yang tercermin dalam perilaku sehari-hari umatnya. Oleh karena itu Allah swt memerintahkan umatnya agar menyesuaikan hidupnya dengan ajaran Islam secara kaffah (menyeluruh). Sebagaimana firman-Nya dalam Q.S Al-Baqarah : 208

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

artinya : Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

Islam dalam arti damai, selamat, dan sejahtera itu mengisyaratkan suatu makna bahwa seorang muslim selain mencari keselamatan untuk dirinya juga mampu memberikan keselamatan kepada orang lain, sedangkan Islam dalam arti kepatuhan dan ketundukkan kepada ajaran yang diturunkan Allah swt juga merupakan inti dari agama yang diturunkan kepada rasul-rasul sebelum Nabi Muhammad saw. Semua nabi menuntun umatnya ke jalan yang lurus agar terciptanya keselamatan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat.  Hal ini tercermin dalam do’a Nabi Ibrahim As dan beberapa ayat dalam Al-Qur’an di antaranya Q.S Al-Baqarah : 128

وَتُبْ مَنَاسِكَنَا وَأَرِنَا لَكَ مُسْلِمَةً أُمَّةً ذُرِّيَّتِنَا وَمِنْ لَكَ  مُسْلِمَيْنِ وَاجْعَلْنَا رَبَّنَا

الرَّحِيمُ التَّوَّابُ أَنْتَ ۖ إِنَّكَ عَلَيْنَا

artinya: Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

Pengertian kepatuhan dan kedamaian adalah mentaati aturan-aturan secaa menyeluruh maksudnya keselamatan dan kedamaian ini merupakan buah dari kepatuhan dan ketundukkan dalam malaksanakan ajaran-ajaran Allah swt. Ajaran Islam dalam bentuk rahmatan lil’alamin terwujud dalam bentuk nilai dan norma yang harus dimiliki oleh seorang muslim dalam pergaulan dengan sesama manusia dan lingkungannya.

DAFTAR PUSTAKA

Muhammadong. 2009. Pendiddikan Agama Islam. Makasar : Tim Dosen Pendidikan Agama Islam UNM.

Abdullah, Abd. Malik. 2009.  Pendiddikan Agama Islam. Makasar : Tim Dosen Pendidikan Agama Islam UNM.

Fuady, Anwar. 2005. Pendiddikan Agama Islam. Padang : Angkasa Raya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

energi

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkatnya yang telah ia berikan k...