Jumat, 15 Desember 2017

PENGUKURAN

MAKALAH
KONSEP DASAR IPA SD 1
TENTANG
“PENGUKURAN”


OLEH:
NORA MELINA
(16129084)
SEKSI: 16 BB 05

DOSEN PEMBIMBING:
Dr.Ir.Hj. RISDA AMINI, M.P

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan berkatnya yang telah ia berikan kepada penulis dalam proses menyelesaikan makalah
ini.

Penulis menyadari bahwa begitu banyak hal-hal yang mungkin belum sempurna
untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Selain itu,
penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan makalah ini.

Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua yang berada di
dunia pendidikan.










Padang,28 Agustus 2016




Penulis





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DARTAR ISI............................................................................................................................2
BAB I : PENDAHULUAN......................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................3.1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................3.2
1.3 Tujuan................................................................................................................................3.3
Bab II : PEMBAHASAN.........................................................................................................4
 PENGUKURAN......................................................................................................................4
A.    BESARAN.....................................................................................................................4
1.      Besaran Pokok..........................................................................................................4
2.      Besaran Turunan......................................................................................................5
B.     SATUAN........................................................................................................................5
1.      Satuan Baku..............................................................................................................5
2.      Satuan Tidak Baku...................................................................................................6
C.     ALAT UKUR.................................................................................................................6
BAB III : PENUTUP..............................................................................................................10
A.    Kesimpulan...................................................................................................................10
B.     Saran.............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................11












BAB I
PENDAHULUAN

1.1       LATAR BELAKANG
Dalam ilmu fisika, pengukuran dan besaran merupakan hal yang bersifat dasar, dan pengukuran merupakan salah satu syarat yang tidak boleh ditinggalkan. Aktivitas mengukur menjadi sesuatu yang sangat penting untuk selalu dilakukan dalam mempelajari berbagai fenomena yang sedang dipelajari.

Mengukur adalah kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang telah disepakati. Misalnya menghitung volume balok, maka harus mengukur untuk dapat mengetahui panjang, lebar dan tinggi balok, setelah itu baru menghitung volume.

Mengukur dapat dikatakan sebagai usaha untuk mendefinisikan karakteristik suatu fenomena atau permasalahan secara kualintatik. Dan jika dikaitkan dengan proses penelitian atau sekedar pembuktian suatu hipotesis maka pengukuran menjadi jalan untuk mencari data-data  yang mendukung. Dengan pengukuran ini kemudian akan diperoleh data-data numeric yang menunjukan pola-pola tertentu sebagai bentuk karakteristik dari permasalahan tersebut.

Pentingnya besaran dalam pengukuran, maka dilakukan praktikum ini yang dapat membantu untuk memahami materi dasar-dasar pengukuran. Dalam mengamati suatu gejala tidak lengkap apabila tidak dilengkapi dengan data yang didapat dari hasi pengukuran yang kemudian besaran-besaran yang didapat dari hasil pengukuran kemudian ditetapkan sebagai satuan.
           
1.2       Rumusan Masalah
1.         Apa itu pengukuran ?
2.         Jelaskan apa yang di maksud dengan beseran dan satuan ?
3.         Jelaskan berbagai macam alat ukur?

1.3       Tujuan
1.         Mahasiswa dapat mengetahui pengertian pengukuran.
2.         Mahasiswa dapat mengetahui besaran dan satuan.
3.         Mahasiswa dapat menetahui macam-macam alat ukur.
BAB 11
PEMBAHASAN
PENGUKURAN

Pengukuran adalah kegiatan membandingkan nilai besaran yang  diukur dengan alat ukur yang ditetapkan sebagai satuan. Contoh: mengukur panjang meja dengan sebatang pensil (panjang meja sebagai besaran,pensil sebagai alat ukur,dan panjang pensil sebagai satuannya).

A.                BESARAN
            Besaran adalah suatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka dan nilai yang memiliki satuan.
Misalnya panjang meja 60 cm, maka panjang merupakan besaran dengan 60 sebagal nilai dan sentimeter sebagal satuan.Besaran dalam fisika dikelompokkan menjadi besaran pokok dan besaran turunan.

1.         Besaran pokok 
adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak diturunkan dari besaran lain. Besaran pokok mempunyai ciri khusus antara lain diperoleh dari pengukuran langsung, mempunyai satu satuan (tidak satuan ganda), dan ditetapkan terlebih dahulu.

Besaran pokok yang paling umum ada 7 macam yaitu Panjang (m), Massa (kg), Waktu (s), Suhu (K), Kuat Arus Listrik (A), Intensitas Cahaya (cd), dan Jumlah Zat (mol).
Tabel besaran pokok
No
Besaran pokok
Satuan  SI / MKS
Singkatan
Satuan sistem CGS
Singkatan
1
Panjang
Meter
M
Centimeter
Cm
2
Masa
Kilogram
Kg
Gram
G
3
Waktu
Detik
S
Detik
S
4
Suhu
Kelvin
K
Kelvin
K
5
Kuatt arus listrik
Ampere
A
stat ampere
StatA
6
Intensitas cahaya
Candela
Cd
Candela
Cd
7
Jumlah zat
kilo mol
Kmol
Mol
Mol
2. Besaran turunan
         adalah besaran  yang satuannya diturunkan dari besaran pokok.. Besaran turunan mempunyai ciri khusus antara lain : diperoleh dari pengukuran langsung dan tidak langsung, mempunyai satuan lebih dari satu dan diturunkan dari besaran pokok.

Tabel besaran turunan
No
Besaran turunan
Satuan SI
1
Gaya
kg.m.s-2
2
Massa jenis
Kg.m-3
3
Usaha
Kg.m2.s-2
4
Tekanan
Kg.m-1.s-2
5
Percepatan
m.s-2
6
Luas
m2
7
Kecepatan
m.s-1
8
Volume
M3

B.                 SATUAN

Satuan adalah sebagai pembanding dalam suatu pengukuran besaran. Setiap besaran mempunyai satuan masing-masing, tidak mungkin dalam 2 besaran yang berbeda mempunyai satuan yang sama. Apabila ada dua besaran berbeda kemudian mempunyai satuan sama maka besaran itu pada hakekatnya adalah sama. Sebagai contoh Gaya (F) mempunyai satuan Newton dan Berat (w) mempunyai satuan Newton.

Besaran ini kelihatannya berbeda tetapi sesungguhnya besaran ini sama yaitu besaran turunan gaya.
a. Satuan Baku
Satuan baku adalah satuan yang telah diakui dan disepakati pemakaiannya secara internasional tau disebut dengan satuan internasional (SI).Contoh: meter, kilogram, dan detik.
Sistem satuan internasional dibagi menjadi dua
, yaitu:
1. Sistem MKS (Meter Kilogram Sekon)
2. Sistem CGS (Centimeter Gram Second)

Tabel Satuan Baku
Besaran Pokok
Satuan MKS
Satuan CGS
Massa
kilogram (kg)
gram (g)
Panjang
meter (m)
centimeter (cm)
Waktu
sekon (s)
sekon (s)
Kuat Arus
ampere (A)
statampere (statA)
Suhu
kelvin (K)
kelvin (K)
Intensitas Cahaya
candela (Cd)
candela (Cd)
Jumlah Zat
kilomole (mol)
Mol

b.         Satuan Tidak Baku
Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak diakui secara internasional dan hanya digunakan pada suatu wilayah tertentu.
Contoh: depa, hasta, kaki, lengan, tumbak, bata dan langkah.

C.                ALAT UKUR

Alat Ukur adalah sesuatu yang digunakan untuk mengukur suatu besaran.
Berbagai macam alat ukur memiliki tingkat ketelitian tertentu. Hal ini bergantung pada skala terkecil alat ukur tersebut. Semakin kecil skala yang tertera pada alat ukur maka semakin tinggi ketelitian alat ukur tersebut.

 

Beberapa contoh alat ukur sesuai dengan besarannya, yaitu:
a. Alat Ukur Panjang

1. Mistar (Penggaris)
Mistar adalah ala ukur panjang dengan ketelitian sampai 0,1 cm atau 1 mm. Pada pembacaan skala, kedudukan mata pengamat harus tegak lurus dengan skala mistar yang di baca. Merupakan alat ukur panjang yang sering kita digunakan.ada dua jenis mistar yang bisa kita jumpai di sekolah, yaitu mistar kayu dan mistar plastik untuk mengukur suatu benda,kita letakan salah satu ujung benda itu sejajar dengan skala nol mistar.panjang benda dapat diketahui dari pembacaan skala mistar pada ujung benda yang lain.kadangkala ujung benda tidak tepat sejajar dengan skala mistar.jika demikian,pembacaan dilakukan pada skala yang terdekat dengan skala dengan ujung benda tersebut
Gambar Penggaris

2. Jangka Sorong


Jangka sorong terdiri atas dua bagian, yaitu rahang tetap dan rahang geser. Skala panjang yang terdapat pada rahang tetap merupakan skala utama, sedangkan skala pendek yang terdapat pada rahang geser merupakan skala nonius atau vernier. Nama vernier diambilkan dari nama penemu jangka sorong, yaitu Pierre Vernier, seorang ahli teknik berkebangsaan Prancis. Skala utama pada jangka sorong memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius pada jangka sorong memiliki panjang 9 mm dan di bagi dalam 10 skala, sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala pada skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jadi, skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong tepat digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, kedalaman tabung, dan panjang benda sampai nilai 10 cm.




3. Mikrometer Sekrup
Sekrup merupakan alat ukur panjang dengan ingkat ketelitian terkecil yaiu 0,01 mm atau 0,001 cm. Skala terkecil (skala nonius) pada mikrometer sekrup terdapat pada rahang geser, sedangkan skala utama terdapat pada rahang tetap. Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter benda bundar dan plat yang sangat tipis.
Gambar Micrometer sekrup

b. Alat Ukur Massa
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda adalah neraca. Berdasarkan cara kerjanya dan keelitiannya neraca dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1.      Neraca digital

 

Neraca digital yaitu neraca yang bekerja dengan sistem elektronik. Tingkat ketelitiannya hingga 0,001g.




  1. Neraca O’Hauss,
 yaitu neraca dengan tingkat ketelitian hingga 0.01 g.

  1.  Neraca sama lengan
 yaitu neraca dengan tingkat ketelitian mencapai 1 mg atau 0,001g.
    

c. Alat Ukur Waktu
Satuan internasional untuk waktu adalah detik atau sekon. Satu sekon standar adalah waktu yang dibuuhkan oleh atom Cesium-133 untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali.
Alat yang digunakan untuk mengukur waktu, antara lain jam matahari, jam dinding, arloji (dengan ketelitian 1 sekon), dan stopwatch (ketelitian 0,1 sekon).
                  
                                 
         Gambar Stopwacth                                                               Gambar Arloji
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkanuraian diatas,maka ditarik beberapa kesimpulan,yakni
Dalam ilmu fisika, pengukuran dan besaran merupakan hal yang bersifat dasar, dan pengukuran merupakan salah satu syarat yang tidak boleh ditinggalkan. Aktivitas mengukur menjadi sesuatu yang sangat penting untuk selalu dilakukan dalam mempelajari berbagai fenomena yang sedang dipelajari.

Ada beberapa yang penting untuk di simak di antaranya:
1.      Besaran Dan Satuan
2.      Ketidakpastian Pada Pengukuran

Contoh alat ukur:
1.Mistar            
2.Jangka sorong
3.Mikrometer sekrup    
4.Stopwatch
5.Neraca pegas

SARAN
          Pastikan anda mengukur dengan baik dan benar perhatikan angka dan satuan pada alat ukur dan pastikan alat ukur anda sudah benar karna kesalahan pengukuran bisa terjadi dikarnakan human error atau alat ukur yang tidak sesuai sedandar
Pastikan alat yang di gunakan sesuai dengan apa yang mau di ukur.








DAFTAR RUJUKAN

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I (Terjemahan). Jakarta : Erlangga

Yosaphat, dkk. 2007. Konsep dasar IPA SD. Jakarta: UT

Abdullah.2008.Inti Sari Fisika SMP.Jakarta : Pustaka Sandra Jaya

 

 





 

 

 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

energi

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkatnya yang telah ia berikan k...