ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN SENI
A.
PENGERTIAN ILMU
,TEKNOLOGI , DAN SENI
Pengertian secara umum
·
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang
diketahui manusia melalui tangkapan pancaindera, intuisi, firasat atau yang
lainnya.
·
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang sudah
diklasifikasi, disistemisasi, diorganisasi, dan diinterpretasi sehingga
menghasilkan pengatahuan yang obyektif, general, dan verivikatif atau pengetahuan yang rasional, empiris,
obyektif, terukur, verivikatif, serta komunal/general.
·
Teknologi adalah metode ilimiah untuk
mencapai tujuan praktis. Keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
·
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi
manusia yang bernilai keindahan.
Dalam
pandangan Al-Quran, ilmu adalah keistimewaan yang menjadikan manusia unggul
terhadap makhluk-makhluk lain guna menjalankan fungsi kekhalifahan. Ini
tercermin dari kisah kejadian manusia pertama yang dijelaskan Al-Quran pada surat
Al-Baqarah (2) 31 dan 32:
وَعَلَّمَ ءَادَمَ
الْأَ سْمَاءَ كُلَهَا ثُمَّ عَرَ ضَهُمْ عَلَى الْمَلَا ئِكَةِ فَقَا لَ
أَنْبِئُو نِي بِأَ سْمَاءِهَؤُلَاء دِقِيْنَ(31)
قَالُوْاسُبْحَا نَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّامَا عَلَّمْتَنا إِنّكَ
أَنْتَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ إِنْ كُنْتُمْ صَا (32)ِ
Artinya:
”Dan dia (Allah) mengajarkan kepada Adam, nama-nama (benda-benda) semuanya. Kemudian Dia mengemukakannya kepada para malaikat seraya berfirman, “Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar (menurut dugaanmu).” Mereka (para malaikat) menjawab, “Mahasuci Engkau tiada pengetahuan kecuali yang telah engkau ajarkan. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.” (QS. Al-Baqarah (2) 31 dan 32)
”Dan dia (Allah) mengajarkan kepada Adam, nama-nama (benda-benda) semuanya. Kemudian Dia mengemukakannya kepada para malaikat seraya berfirman, “Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar (menurut dugaanmu).” Mereka (para malaikat) menjawab, “Mahasuci Engkau tiada pengetahuan kecuali yang telah engkau ajarkan. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.” (QS. Al-Baqarah (2) 31 dan 32)
Ipteks dalam pandangan islam
·
Dalam
pandangan islam,
ipteks itu bersifat terikat nilai
(tidak bebas nilai), yaitu harus disesuaikan dengan nilai- nilai ajaran islam.
·
Ipteks
merupakan hasil olah pikir dan rasa manusia, karenanya harus dikembangkan
sesuai dengan perkembangan akal budi manusia.
·
Pengembangan
ipteks merupakan bagian dari pelaksanaan kewajiban manusia sebagai makhluk
Allah yang berakal.
·
Ipteks
merupakan pedoman dan sarana bagi manusia dalam melaksanakan tugasnya sebagai
hamba dan khalifah Allah, agar kualitas ibadah dan kesejahteraannya meningkat
·
Islam
sangat mendorong pengembangan ipteks, terbukti dengan banyaknya ayat Al-Qur’an
atau Hadits Nabi yang memerintahkan untuk memperhatikan penciptaan atau
keberadaan alam semesta, bahkan ayat yang pertama adalah perintah untuk membaca
(dalam arti luas) bukan perintah tentang ibadah ritual tertentu.
·
Ilmu dalam Islam diartikan sebagai segala pengetahuan yang bersifat dapat
menjelaskan/memberi kejelasan terhadap segala sesuatu yang dihadapi atau
dibutuhkan oleh manusia baik dalam kapasitasnya sebagai hamba ataupun khalifah
Allah.
·
Sumber ilmu dalam pandangan Islam adalah
berasal dari wahyu, pemikiran(akal), serta pengalaman manusia.
·
Ilmu yang berasal dari wahyu bersifat
perennial/abadi, mutlak, dan berfungsi sebagai pedoman hidup
Makna
integrasi iman, ilmu, dan amal
·
Dalam pandangan Islam antara iman
(taqwa) di satu sisi, dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni di sisi
lain, haruslah terjadi hubungan yang harmonis dan tidak boleh dipisah-pisahkan.
Sistem yang terintegrasi inilah yang dinamakan dengan Dinul Islam karena
berarti telah memuat aqidah, syari’ah, dan akhlaq.
·
Aktivitas manusia tidak akan bernilai
sebagai amal shalih kalau tidak dibangun di atas iman dan ilmu yang benar.
·
Pencarian dan pengembangan ipteks yang
lepas dari keimanan dan ketaqwaan tidak akan bernilai ibadah, serta tidak akan
menghasilkan kemaslahatan bagi umat manusia dan lingkungannya, bahkan bisa
menjadi malapetaka.
Keutamaan Orang-orang Yang Berilmu
·
Orang yang berilmu itu sangat dimuliakan
Allah, karena itu umat islam
diwajibkan menuntut ilmu sepanjang hayatnya.
·
Orang yang beriman dan berilmu dijamin
oleh Allah akan ditinggikan derajatnya, bahkan tidurnya orang yang berilmu itu
lebih utama daripada ibadahnya orang bodoh. (QS.58:11)
·
Di antara yang lebih berhak untuk
dijadikan sebagai pemimpin adalah mereka yang lebih tinggi ilmunya (Q.S. 2:247).
·
Orang yang berilmu merupakan salah satu
pilar dalam tegaknya kehidupan dunia (Al-Hadits)
·
Orang yang paling takut kepada Allah
adalah orang yang berilmu (Q.S. 35:28)
·
Manusia diangkat sebagai khalifah Allah
adalah karena ilmunya (Q.S. 2:30-32)
·
Ibadah yang diterima Allah adalah yang
dilakukan atas dasar iman dan ilmu yang benar (Al-Hadits)
·
Sejarah
menunjukkan bahwa bahwa bangsa yang memimpin peradaban adalah yang lebih unggul dalam
penguasaan dan penerapan iptek.
B. KLASIFIKASI
ILMU MENURUT ISLAM
1.
Menurut Imam al-Baqillani ilmu makhluk
(yakni pengetahuan manusia) itu ada dua jenis; pengetahuan yang bersifat pasti dan
pengetahuan yang diperoleh melalui nalar akal. Pengetahuan yang bersifat pasti
itu adalah pengetahuan inderawi, pengetahuan manusia tentang dirinya sendiri
dan pengetahuan khabar/laporan
2.
Imam Ibnu Jawziy mengklasifikasikan ilmu
dalam tiga macam. Ilmu pasti yang diperoleh secara a prioriy atau intuitif
maupun secara diskursif, ilmu
yang didapat melalui panca indera, dan ilmu
yang diperoleh lewat berita secara
mutawatir maupun perorangan.
3.
Abu Hamid Al-Ghazali membagi ilmu
menjadi empat sistem klasifikasi yang berbeda: pertama, berdasarkan pembedaan
antara intelek teoretis dan intelek praktis, yang umumnya diterapkan pada
ilmu-ilmu agama, bukan filosofis. Kedua, pembagian pengetahuan menjadi
pengetahuan huduri dan pengetahuan husuli yang didasarkan atas perbedaan
tentang cara-cara mengetahui. Pengetahuan huduri terbebas dari kesalahan dan
keraguan, yang memberikan kepastian tertinggi mengenai kebenaran-kebenaran
spiritual. Ketiga, pembagian atas ilmu-ilmu agama (syari`ah) dan intelektual
(`aqli,yah, gayr al-syari`ah), yang didasarkan atas pembedaan sumber wahyu dan
sumber akal. Keempat, pembagian ilmu-ilmu menjadi fardlu ain dan fardlu
kifayah, didasarkan atas perbedaan hukum keharusan dalam pencarian ilmu. “Ilmu
nonagama” masih bisa diklasifikasikan kepada ilmu yang terpuji (mahmud),
dibolehkan (mubah) dan tercela (madzmum).
4.
Menurut
Qutubuddin Al-Syirazi, perincian klasifikasinya yakni sebagai berikut :
a) Ilmu – ilmu filosofis ( kefilsafatan
)
b) Ilmu-ilmu nonfilosofi adalah
ilmu-ilmu religius atau termasuk dalam ajaran wahyu.
5.
Menurut
Al-Farabi, perincian klasifikasinya yakni sebagai berikut:
a) Ilmu Bahasa
b) Ilmu Logika
c) Ilmu Matematis
d) Metafisika
e) Ilmu Politik, Ilmu Fiqih dan Ilmu
Kalam
Menurut Al-Qur’an ilmu dibagi
menjadi 2, yaitu :
·
Ilmu
ladunni, yakni ilmu yang diperoleh tanpa upaya manusia.
·
Ilmu
insani, yakni ilmu yang diperoleh karena usaha manusia.
Pembagian ilmu kedalam
2 golongan ini dilakukan karena menurut Al-Qur’an ada hal-hal yang ada tetapi
tidak diketahui manusia, ada pula yang wujud yang tidak tampak. Ditegaskan
dalam Al-Quran antara lain dalam firmanNya pada surat Al-Haqqah ayat 38-39 yang
artinya:
“
Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat dan dengan yang tidak kamu
lihat.”
Dari kalimat terakhir
jelas bahwa obyek Ilmu ada 2 yakni : materi dan nonmateri, fenomena dan
nonfenomena, bahkan ada yang wujud yang jangankan dilihat diketahui manusia
saja tidak. Dari kutipan-kutipan
ayat-ayat diatas jelas bahwa pengetahuan manusia hanyalah sedikit, dan telah
diregaskan oleh Allah dalam firmanNya:
“
kamu tidak diberi ilmu ( pengetahuan ) kecuali sedikit.”(
Q.S 17 : 85 ).
Walaupun sedikit namun
manusia harus memanfaatkannya untuk kemaslahatan manusia.
Al-Qur’an memerintahkan manusia untuk
terus berupaya meningkatkan kemampuan ilmiahnya. Disamping itu perlu
dikemukakan bahwa manusia memiliki naluri haus pengetahuan, sebagaimana telah
dikemukan Rasulullah dalam sebuah hadistnya :
“
Ada 2 keinginan yang tidak pernah terpuaskan yaitu keinginan menuntut ilmu dan
keinginan mencari harta”
C.PANDANGAN
ISLAM TERHADAP IPTEK DAN TANGGUNG JAWAB
ILMUAN MUSLIM
ILMUAN MUSLIM
Pandangan Islam Mengenai Iptek Dan Seni
Secara garis besar,
berdasarkan tinjauan ideologi yang mendasari hubungan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta seni, terdapat 3 (tiga) jenis paradigma :
Pertama, paradagima
sekuler, yaitu paradigma yang memandang agama dan iptek adalah terpisah satu
sama lain. Sebab, dalam ideologi sekularisme Barat, agama telah dipisahkan dari
kehidupan agama tidak dinafikan eksistensinya, tapi hanya dibatasi perannya
dalam hubungan pribadi manusia dengan tuhannya. Agama tidak mengatur
kehidupan umum/publik. Paradigma ini memandang agama dan IPTEKS tidak bisa
mencampuri dan mengintervensi yang lainnya.
Kedua, paradigma
sosialis, yaitu paradigma dari ideologi sosialisme yang menafikan eksistensi
agama sama sekali. Agama itu tidak ada, tidak ada hubungan dan kaitan apa pun
dengan IPTEKS. IPTEKS bisa berjalan secara independen dan lepas secara total
dari agama. Paradigma ini mirip dengan paradigma sekuler di atas, tapi lebih
ekstrem. Dalam paradigma sekuler, agama berfungsi secara sekularistik, yaitu
tidak dinafikan keberadaannya, tapi hanya dibatasi perannya dalam hubungan
vertikal manusia-tuhan. Berdasarkan paradigma sosialis ini, maka agama tidak
ada sangkut pautnya sama sekali dengan IPTEKS. Seluruh bangunan ilmu
pengetahuan dalam paradigma sosialis didasarkan pada ide dasar materialisme,
khususnya Materialisme Dialektis. Paham Materialisme Dialektis adalah paham
yang memandang adanya keseluruhan proses perubahan yang terjadi terus menerus
melalui proses dialektika, yaitu melalui pertentangan-pertentangan yang ada
pada materi yang sudah mengandung benih perkembangan itu sendiri. Sedang dalam
paradigma sosialis, agama dipandang secara ateistik, yaitu dianggap tidak ada
(in-exist) dan dibuang sama sekali dari kehidupan. Berdasarkan paradigma
sosialis ini, maka agama tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan iptek.
Ketiga, paradigma
Islam, yaitu paradigma yang memandang bahwa agama adalah dasar dan pengatur
kehidupan. Aqidah Islam menjadi basis dari segala ilmu pengetahuan. Aqidah Islam
yang terwujud dalam apa-apa yang ada dalam al-Qur`an dan al-Hadits-- menjadi
qaidah fikriyah (landasan pemikiran), yaitu suatu asas yang di atasnya dibangun
seluruh bangunan pemikiran dan ilmu pengetahuan manusia. Paradigma ini
memerintahkan manusia untuk membangun segala pemikirannya berdasarkan Aqidah
Islam, bukan lepas dari aqidah itu. Inilah yang harus kita ambil dalam penerapan
IPTEKS kita. Paradigma Islam
ini menyatakan bahwa, kata putus dalam ilmu pengetahuan bukan berada pada
pengetahuan atau filsafat manusia yang sempit, melainkan berada pada ilmu Allah
yang mencakup dan meliputi segala sesuatu (Yahya Farghal, 1994: 117). Firman
Allah SWT: ]
وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي
الْأَرْضِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ مُحِيطًا
“dan
apa yang di bumi, dan adalah (pengetahuan) Allah Maha meliputi segala sesuatu.” (Qs. an-Nisaa` [4]: 126).
Peran
Islam Dalam Perkembngan IPTEK Dan Seni
Peran Islam dalam
perkembangan iptek adalah bahwa Syariah Islam harus dijadikan standar
pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam) wajib
dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan ipteks, bagaimana pun juga bentuknya.
Iptek yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh syariah Islam.
Sedangkan ipteks yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan
syariah Islam.
Tanggung
Jawab Ilmuan Muslim
Ada dua funngsi utama
manusia di dunia yaitu “Abdun” (hamba Allah) dan sebagai khalifah Allah di muka
bumi. Esensi dari ”Abdun” adalah ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan kepada kebenaran
dan keadilan Allah, sedangkan esensi khalifah adalah tanggung jawab terhadap
diri sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan
alam.
Fungsi sebagai khalifah/wakil Allah dimuka bumi, ia mempunyai tanggung jawab
untuk menjaga keseimbangan alam dan lingkungannya tempat mereka tinggal.
Manusia diberi kebebasan untuk mengeksplorasi, menggali sumber-sumber daya,
serta memanfaatkannya dengan sebesar-besar kemanfaatan. Orang-orang yang
memiliki ilmu pengetahuan yang cukup atau para ilmuwan dan intelektual yang
sanggup mengeksplorasi sumber daya alam ini. Akan tetapi para ilmuwan harus
sadar bahwa potensi sumber daya alam akan terkuras untuk pemenuhan kebutuhan
hidup manusia apabila tidak dijaga keseimbangannya. Oleh sebab itu tanggung
jawab ke khalifahan banyak bertumpuh kepada para ilmuwan dan cendikiawan bagi
mereka yang tidak memiliki ilmu pengetahuan tidak mungkin mengeksploitasi alam
ini secara berlebihan, hanya sekedar kebutuhan primer bukan untuk kepuasan nafsu.
Karena mereka tidak memiliki kemampuan dan kesanggupan untuk mengeksploitasi
secara besar-besaran alam ini, demikian juga mereka tidak akan sanggup menjaga
keseimbangan dan kelestariannya secara sistematis.Kerusakan alam dan lingkungan
ini lebih banyak disebabkan kkarena ulah manusia sendiri. Sebagaimana firman
Allah dalam (QS 30 Ar-rum:41
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ
بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ
يَرْجِعُونَ
Artinya: “ telah tampak kerusakan
didarat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah
menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari(akibat) perbuatan mereka
agar mereka kembali ke jalan yang benar”.
Untuk melaksanakan
tanggung jawabnya, manusia diberi keistimewaan berupa kebebasan untuk memilih
dan berkreasi sekaligus menghadapkannya dengan tuntutan kodratnya sebagai
makhluk psikofisik. Namun ia harus sadar akan keterbatasannya yang menuntut
ketaatan dan ketundukan terhadap aturan Allah, baik dalamm konteks ketaatan
terhadap perintah beribadah maupun ketaatan terhadap sunnahtullah”hukum alam”
di alam ini.
Dampak
Positisf Dan Negatif IPTEK Dalam Kehidupan
1. Bidang
Informasi Dan Komunikasi
·
Kita akan lebih cepat mendapatkan
informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi bagian manapun melalui
internet.
·
Kita dapat berkomunikasi dengan teman,
maupun keluarga yang sangat jauh hanya melalui handphone.
·
Kita mendapatkan layanan bank yang
dengan sangat mudah.
Disamping
keuntungan-keuntungan yang kita peroleh ternyata kemajuan kemajuan teknologi
juga dimanfaatkan untuk hal-hal yang negatif, seperti:
1)
Pemanfaatan jasa komunikasi oleh
jaringan teroris.
2)
Penggunaan informasi tertentu dan situs
tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalah gunakan pihak tertentu
untuk tujuan tertentu.
3)
Kerahasiaan alat tes semakin terancam,
seperti tes psikologi.
4)
Kecemasan teknologi, seperti kerusakan
komputer karena terserang virus, kehilangan berbagai file penting dalam
computer, dan lain-lan.
2. Bidang Pendidikan
Peran penting IPTEK
dalam bidang pendidikan, sebagai berikut:
a.
Munculnya media massa, khususnya media
elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikaDampak dari hal ini adalah
guru bukan satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.
b.
Pemenuhan kebutuhan akan fasilitas
pendidikan dapat dipenuhi dengan cepat, seperti penggandaan soal ujian dengan
adanya mesin foto copy untuk memenuhi kebutuhan akan jumlah soal yang banyak
dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat.
c.
Sistem pembelajaran tidak harus melalui
tatap muka. Dengan kemajuan teknologi proses pembelajaran tidak harus
mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos internet
dan lain-lain.
d.
Adanya sistem pengolahan data hasil
penilaian yang menggunakan pemanfaatan teknologi. Setelah adanya perkembangan
IPTEK, semua tugasnya yang dulunya dikerjakan dengan manual dan membutuhkan
waktu yang cukup lama, menjadi mudah untuk dikerjakan dengan menggunakan media
teknologi seperti, komputer yang dapat mengolah data dengan memanfaatkan
berbagai program.
Disamping itu juga
muncul dampak negatif dalam proses pendidikan antara lain:
1)
Kerahasiaan alat tes semakin terancam.
Program tes inteligensi seperti tes Raven, Differential Aptitudes Test dapat
diakses melalui compact disk. Implikasi dari permasalahan ini adalah, tes
psikologi yang ada akan mudah sekali bocor, dan pengembangan tes psikologi
harus berpacu dengan kecepatan pembocoran melalui internet tersebut.
2)
Penyalah gunaan pengetahuan bagi
orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal.
Dengan kemajuan di badang pendidikan kita mencetak generasi yang berepengetahuan tinggi, tetapi mempunyai moral yang rendah.
Dengan kemajuan di badang pendidikan kita mencetak generasi yang berepengetahuan tinggi, tetapi mempunyai moral yang rendah.
3)
Siswa menjadi malas belajar karena
banyak diantara mereka yang menghabiskan waktunya untuk menggunakan jejaring
sosial seperti facebook, twitter dan lain-lain.
3. Bidang Ekonomi Dan Industri
·
Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi.
·
Terjadinya industrialisasi.
·
Produktifitas dunia industri semakin
meningkat.
·
Persaingan dalam dunia kerja sehingga
menuntut pekerja untuk selalu menambah skill dan
pengetahuan yang dimiliki.
pengetahuan yang dimiliki.
·
Kemajauan ekonomi mampu menghasilkan
produk kedokteran menjadi komoditi.
Meskipun demikian ada
pula dampak negatifnya antara lain;
1)
Terjadinya pengangguran bagi tenaga
kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
2)
Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi
yang ketat pada era globalisasi akan juga melahirkan generasi yang secara moral
mengalami kemerosotan: konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang
bermental "instant".
4. Bidang Politik
Dampak positif dari teknologi pada
bidang politik adalah:
1)
Timbulnya kelas menengah baru yang akan
menjadi pelopor untuk menuntut kebebasan politik dan kebebasan berpendapat yang
lebih besar.
2)
Proses regenerasi kepemimpinan yang akan
berdampak dalam gaya dan substansi politik yang diterapkan sehingga kebebasan
dan persamaan semakin kental.
3)
Di bidang politik internasional, juga
terdapat kecenderungan tumbuh berkembangnya regionalisme sehingga melahirkan
kekuatan ekonomi baru.
5. Bidang Sosial Dan Budaya
Akibat kemajuan
teknologi bisa kita lihat dampak positifnya terhadap perkembangan bidang social
dan budaya, yaitu:
1)
Perbedaan kepribadian pria dan wanita.
2)
Meningkatnya rasa percaya diri dan
ketahanan diri sebagai suatu bangsa akan semakin
kokoh sehingga bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa
Asia.
3)
Tekanan, kompetisi yang tajam di
pelbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan
generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras.
Meskipun demikian
kemajuan teknologi akan berpengaruh negatif pada aspek sosial dan budaya,
seperti:
1)
Kemerosotan moral di kalangan warga
masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar.
2)
Kenakalan dan tindakan menyimpang di
kalangan remaja semakin meningkat, semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi
yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan tolong-menolong, yang telah
melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan
kesatuan sosial.
3)
Pola interaksi antar manusia yang
berubah dengan bantuan gadget, yang membuat orang-orang menjadi sibuk dengan
dunianya sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu pendidikan
memiliki arti bahwa segala sesuatu yang dapat dibuktikan, nyata, empiris. Dengan ilmu, seseorang dapat
menciptakan tekhnologi. Dimana tekhnologi ini dapat membantu pekerjaan manusia.
Sedangkan seni adalah segala sesuatu keindahan yang dapat memenuhi kebutuhan rohani
manusia.
Didalam
islam pun dianjurkan untuk menuntut ilmu, bahkan orang-orang yang berilmu akan
diangkat beberapa derajat. Dengan ilmu seseorang dapat lebih mendekatkan diri
dengan sang penciptanya.
Iptek
memiliki dampak positif dan dampak negatif bagi manusia. Oleh karena itu, kita
harus pandai-pandai memilah kegunaan iptek.
B. SARAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa banyak perubahan
terhadap pola hidup masyarakat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
telah membawa dampak positif dan memudahkan segala urusan kehidupan
sehari-hari. Namun, jika kita lalai akan merusak dan berdampak negative buat
penggunanya. Jadi, penulis menyarankan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tetap dalam norma dan koridor agama.
DAFTAR RUJUKAN
Nasrul, dkk.
2011. Pendidikan Agama Islam. Padang:
UNP Press
Zainuddin Ali,
Haji. 2007. Pendidikan Agama Islam. Jakarta
: Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar