Jumat, 15 Desember 2017

KEBUDAYAAN ISLAM



PERTEMUAN KE XV
KEBUDAYAAN ISLAM

A.    PENGERTIAN KEBUDAYAAN

Kebudayaan secara bahasa berasal dari bahasa sansakerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari “buddhi “ yang berarti budi atau akal.
Istilah culture sama artinya dengan kebudayaan, berasal dari bahasa latin colore yang di artikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengelola dan mengubah alam.
kebudayaan dalam bahasa arab di sebut al-tsaqafah.kebudayaan merupakan perpaduan dari istilah’’budi’’ dan ‘’daya’’ yang di beri awalan ‘’ke ‘’ dan akhiran ‘’an’’.budi berarti akal,pikiran,pengertian, paham, perasaan dan pendapat.menurut istilah kebudayaan adalah himpunan segala usaha dan daya upaya yang di kerjakan dengan menggunakan hasil pendapat budi,untuk memperbaiki sesuatu dalam rangka mencapai kesempurnaan.
Sedangkan pengertian Islam berasal dari bahasa arab yaitu “Aslama-Yuslimu-Islaman” yang artinya selamat. Menurut istilah, Islam adalah agama samawi yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi manusia agar kehidupannya membawa rahmat bagi seluruh alam.

شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. QS Ali Imran : 18.

وَما أَرْسَلْناكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعالَمِينَ

“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (QS. Al Anbiya: 107)

Sehingga disimpulkan bahwa Kebudayaan Islam adalah kejadian atau peristiwa masa lampau yang berbentuk hasil karya, karsa dan cipta umat Islam yang didasarkan kepada sumber nilai-nilai Islam.Allah mengangkat Nabi Muhammad sebagai Rosul yaitu memberikan bimbingan kepada umat. Manusia agar dalam mengembangkan kebudayaan tidak lepas dari nilai-nilai ketuhanan. Sebagaimana sabdanya yang berarti, “Sesungguhnya aku diutus Allah untuk menyempurnakan akhlak.”
Dalam perkembangannya kebudayaan Islam perlu dibimbing oleh wahyu dan aturan-aturan yang mengikat agar tidak terperangkap pada ambisi yang bersumber dari nafsu hewani sehingga akan merugikan dirinya sendiri.
Disini agama Islam berfungsi untuk membimbing manusia dalammengembangkan akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang beradab atau berperadaban Islam. Sehubungan dengan hasil perkembangan kebudayaan yang dilandasi nilai-nilai ketuhanan atau disebut sebagai peradaban Islam, maka fungsi agama disini semakin jelas. Ketika perkembangan dan dinamika kehidupan umat manusia itu sendiri mengalami kebekuan karena keterbatasan dalam memecahkan persoalannya sendiri, disini sangat terasa akan perlunya suatu bimbingan wahyu. Allah mengangkat seorang Rasul dari jenis manusia karena yang akan menjadi sasaran bimbingannya adalah umat manusia. Oleh sebab itu misi utama Muhammad diangkat sebagai Rasul adalah menjadi Rahmat bagi seluruh umat manusia dan alam.
Mengawali tugas utamanaya, Nabi meletakkan dasar – dasar perkembangan Islam yang kemudian berkembang menjadi peradaban Islam. Ketika dakwah Islam keluar dari jazirah Arab, kemudian tersebar ke seluruh dunia, maka terjadilah suatu proses panjang dan rumit, yaitu asimilasi budaya - budaya setempat dengan nilai – nilai Islam yang kemudian melahirkan budaya Islam. Kebudayaan ini berkembang menjadi suatu peradaban yang diakui kebenarannya secara universal.

B.     PRINSIP KEBUDAYAAN ISLAM

1.        Allah SWT sebagai sumber dan tempat kembali segalanya.firman allah Q.S. 30:11 artinya;
‘’Allah yang memulai semua kejadian kemudian dia juga yang mengulanginya dan selanjutnya kepada-nya segalanya di kembalikan.’’
Apapun yang di ciptakan manusia dan yang mereka lakukan semuanya memanfaatkan fasilitas yang telah di jadikan allah.
Allah SWT menjadikan segala sesuatu tanpa sia-sia melainkan memiliki hikmah dan manfaat.untuk mememukan hikmah dan manfaat  itu di perlukan akal serta usaha manusia.sehingga mampu memahami makna dari semua ciptaannya itu.
2.        Semua makhluk punya ketergantungan kepada khaliknya.
Firman allah SWT dalam dua surat berbeda Q.S 112:2.
Artinya;
‘’Allah adalah tuhan yang bergantung kepada-nya segala sesuatu.’’
Tenaga, penglihatan, ilmu, bahkan kehidupan ini merupakan fasilitas dari allah SWT.dengan demikian,keseluruhan fasilitas hidup akan di pergunakan manusia untuk kebaikan hidup.semua itu dalam jangka waktu yang tidak di ketahui lamanya .apapun yang ada dan siapapun yang di andalkan di dunia ini tidak akan di miliki selamanya.karena ,penentu semuanya dan segalanya tergantung kepada allah SWT.
3.        Allah mengangkat manusia sebagai khalifah di muka bumi yang di amanahkan menjaga dan melestarikan bumi beserta isinya. Firman allah dalam QS Surah 2:30,
Artinya
’Dan ingatlah, ketika tuhanmu berkata kepada malaikat,sesungguhnya aku akan menjdikan khalifah di bumi “
Adam sebagai representasi keberadaan manusia di angkat sebagai khalifah allah SWT untuk memimpin , mengelola, memelihara , dan menciptakan kemakmuran di bumi. Oleh karena itu  manusia sebagai keturunan adam berfungsi meneruskan kekhalifahan itu karena ia di bekali allah SWT dengan potensi-potensi yang melebihi makhluk- makhluk lain.
4.        Manusia di beri potensi yang lebih dari makhluk lainya, sehingga makhluk-makhluk tersebut tunduk kepadanya.
Firman allah dalam QS 45:13
Artinya
‘’dan dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan di bumi semuanya,(sebagai rahmat ) dari padanya.sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda ( kekuasaan allah) bagi kaum yang berfikir.”
Allah SWT telah menjadikan makhluk-makhluk lain itu tunduk kepada manusia sehingga manusia dapat melaksanakan amanah kekhalifahannya.
5.        Manusia di tuntuk untuk pertanggungjawaban atas amanah yang telah di berikan Allah SWT kepadanya.
Firman allah QS 102:8
Artinya:”kemudian kamu pasti akan di minta pertanggujawabannya terhadap semua nikmat yang telah di berikan.

Kelima prinsip dasar tersebut,secara ekspisif menjelaskan bahwa  manusia di beri fasilitas dan tanggungjawab untuk melakukan berbagai hal dalam kehidupan. Dengan adanya fasilitas dan tanggugjawab itu akan melahirkan motivasi dalam diri setiap manusia untuk berfikir melakukan inovasi sehingga melahirkan karya-karya yang bermanfaat pada puncaknya manusia akan membentuk dan memiliki kebudayaan. Kebudayaan itu terus berkembang seiring dengan perkembangan pemikiran manusia.

C.    PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN  ISLAM.

Perkembangan pemikiran islam mempunyai sejarah yang panjang dalam arti seluas-luasnya. Tradisi pemikiran dikalangan umat islam berkembang seiring dengan kemunculan islam itu sendiri. Dalam kontek masyarakat Arab sendiri, di mana islam lahir dan pertama kali berkembang di sana, kedatangannya lengkap dengan tradisi keilmuannya. Sebab masyarakat Arab pra islam belum mempunyai sistem pengembangan pemikiran secara sistematis.
Pada masa awal perkembangan islam, sistem pendidikan dan pemikiran yang sistematis belum terselenggara karena ajaran islam tidak diturunkan sekaligus. Namun demikian isyarat Alqur’an sudah cukup jelas meletakkan fondasi yang kokoh terhadap pengembangan ilmu dam pemikiran,sebagaimana terlihat pada ayat yang pertama diturunkan yaitu suatu perintah untuk membaca dengan nama Allah ( al-Alaq:1 ). Dalam kaitan itu dapat dipahami mengapa proses pendidikan islam pertama kali berlangsung di rumah yaitu Darul Arqam. Ketika masyarakat Islam telah terbentuk, maka pendidikan Islam dapat diselenggarakan di mesjid. Proses pendididkan pada kedua tempat tersebut dilakukan dalam lingkaran besar atau disebut Halaqah.
Dalam mengguanakan teori yang dikembangkan oleh Harun Nasution, dilihat dari segi perkembangannya, sejarah intelektua Islam dapat dikelompokkan ke dalam tiga masa yaitu masa klasik, yaitu tahun 650-1250 M. dan masa modern yaitu sejak tahun 1800-sampai sekarang.
Pada masa klasik lahir para ulama madz hab seperti imamn Hambali, Hanafi, Iman Syafii, dan Iman Malik. Selain itu, lahir pula para filosuf muslim seperti Al-Kindi, tahun 801 M. seorang filosuf muslim pertama. Selain Al-Kindi, pada itu lahir pula para filosuf besar seperti Al-Razi lahir tahun 865 M, Al-Farabi lahir tahun 870 M. Dia dikenal sebagai pembangun aguing sistem filsafat. Pada abad berikutnya lahir pula filosuf agung Ibnu Miskawaih pada tahun 930 M. pemikirannya yang terkenal tentang pendidikan akhlak kemudian Ibnu Sina tahun 1037. Ibnu Bajjah, 1138 M. Ibnu Rasyid 1126 M. dll. Pada masa pertengahan yaitu tahun 1250-1800 M. dalam catatan sejarah pemikiran Islam masa ini merupakan fase kemunduran karena filsafat mulai dijauhkan dari umat Islam sehingga ada kecenderungan akal dipertentangkan dengan wahyu,.iman dengan Ilmu, dunia dengan akhirat. Pengaruhnya masih terasa sampai sekarang.
Perkembangan kebudayaan Islam timbul setelah diawali sederetan kebudayaan manusia dan seiring dengan sederetan kebudayaan setelahnya. Kebudayaan-kebudayaan Islam pada abad pertengahan yang menonjol diantaranya:

1.      Arsitektur
Kata Arsitektur, berasal dari bahasa Yunani, yaitu architectur yang berasal dari kata arche yang berarti asli, awal, dan otentik, serta tektoo yang bermakna bediri stabil dan kokoh. Arsitektur Islam adalah ilmu sekaligus seni merancang bangunan ataupun struktur lain yang fungsional dan dirancang berdasarkan kaidah estetika Islam yang bertolak dari pengakuan akan keesaan Allah swt., yang terdapat pada masjid, istana, dan makam. Di Persia pada masa keemasan Dinasti Safawi telah dibangun Masjid Syah (Masjid Imam), Masjid Syekh Lutfullah, Istana Cebil Sutun, Jembatan Khaju, dan menara- menara goyang. Selain itu, di kota Masyhad (ibu kota provinsi Khurasan) terdapat makam Imam Al ar Rida , dan tidak jauh dari makam itu terdapat Masjid Imam Reza dengan arsitektur Islam berkualitas tinggi. Di India, pada masa kejayaaan Kerajaan Mogul telah didirikan bangunan-bangunan megah dengan arsitektur mengagumkan, seperti istana megah di Delhi dan Lahore, masjid Jami di Aunfur, Benteng Merah, dan lain- lain. Ada juga makam yang menakjubkan dan salah satu keajaiban dunia Taj Mahal yang merupakan persemayaman Almarhum Mumtaz Mahal, istri Syeh Jehan. Di Turki, pada masa keemasan pemerintahan Kerajaan Usmani, telah dibangun beberapa masjid dengan gaya arsitektur tinggi, antara lain Masjid Agung Sultan Muhammad Al Fatih, Masjid Agung Sulaiman yang merupakan masjid terindah di Turki masa itu, dan lain- lain. Di Indonesia ternyata juga telah didirikan bangunan- bangunan bergaya arsitektur Islam, yakni masjid, istana, dan makam. Seperti, Masjid Agung Demak (1506 M), Masjid Agung Kraton Buton di Baubau, Sulawesi Tenggara (1712 M).

2.       Seni Sastra
Sastrawan- sastrawan muslim yang hidup pada abad pertengahan, antara lain :
1. Farirudin al Attar (1119-1230 M) lahir di Nisabur, timur laut Persia. Beliau menulis puisi dan menyusun petuah- petuah sufi selama 39 tahun. Karyanya yang sangat terkenal adalah Mantiz at Tair (musyawarah burung) sebuah sajak yang menceritakan pengalaman religius kaum sufi.
2. Jalaluddin ar Rumi (1207-1273) lahir di Afganistan dan wafat di Turki, merupakan keturunan sahabat Abu Bakar asSiddiq r.a. Beliau adalah seorang penyair sufi terbesar pada masanya yang mendapat gelar maulana (tuan kami). Karya tulisnya antara lain, Diwan Syamsi Tabriz dan Matnawi.
3. Saadi Syiraj (wafat di Syiraj antara 1291-1295 M) beliau merupakan sastrawan Persia. Karya Tulisnya yang terpenting berjudul Bustan (kebun buah) dan Ghulistan (kebun bunga). Yang menceritakan tentang nilai- nilai luhur Islam.
4. Fuzuli (wafat sekitar tahun 1556 M) salah satu karyanya yang terkenal adalah puisi berjudul Shikeyetname (pengaduan).Fuzuli bertempat tinggal di Irak
5. Amir Khusran (1235-1325) beliau lahir di Patiala, barat laut India, karya- karyanya antara lain Qiranus Sadain, Thuglak Namah yang berbentuk epos. Keadaan seni sastra di Indonesia pada abad pertengahan dapat diketahui dengan munculnya beberapa sastrawan muslim, seperti Hamzah Fansuri (akhir abad 16, awalabad 17), Sumatera; Syamsuddin Passai (1630 M); Sunan Kalijaga, Ki Ageng Selo, Sunan Panggung, dan Sunan Bonang,Jawa. Karya-karya mereka pada umumnya berisi nasihat-nasihat agama.

D. KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA

1. Kedatangan dan Penyebaran Islam di Indonesia
Pada abad ke-1 hingga ke-7 M, pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra dan Jawa sering disinggahi pedagang asing, seperti Pelabuhan Lamuri (Aceh), Barus dan Palembang di Sumatra serta Pelabuhan Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa. Cikal bakal keberadaan Islam di Nusantara telah dirintis pada periode abad ke-1 hingga ke-5 H atau abad ke-7 hingga ke-8 M. Pada periode ini, para pedagang dan mubalig membentuk komunitas Islam. Para mubalig memperkenalkan dan mengajarkan Islam kepada penduduk setempat tentang Islam.
Ajaran-ajaran Islam tersebut antara lain sebagai berikut :
1)      Islammengajarkan toleransi terhadap sesama manusia, saling menghormati dan tolong menolong.
2)      Islam mengajarkan bahwa dihadapan Allah, derajat semua manusia sama, kecuali takwanya.
3)      Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan Penyayang, dan mengharamkan manusia saling berselisih, bermusuhan, merusak, dan saling mendengki.
4)      Islam mengajarkan agar manusia menyembah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukannya serta senantiasa setiap saat berbuat baik terhadap sesama manusia tanpa pilih kasih.

Ajaran Islam ini sangat menarik perhatian penduduk Indonesia. Dengan demikian, dakwah dan pengaruh Islam makin meluas,baik di kalangan masyarakat biasa, maupun bangsawan atau penguasa. Proses Islamisasi diperkirakan sudah berlangsung sejak persentuhan itu terjadi. Di Aceh, kerajaan Islam Samudra Pasai berdiri pada pertengahan abad ke-13 M sehingga perkembangan masyarakat muslim di Malaka semakin pesat. Ibnu Batutah menceritakan, Sultan Kerajaan Samudra Pasai, Sultan Al Malik Az Zahir dikelilingi oleh ulama dan mubalig Islam.Sementara itu di Jawa proses penyebaran Islam sudah berlangsung sejak abad ke-11 M dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun di Leran Gresik yang bertahun 475 H/1082M.
Pengaruh Islam yang masuk ke Indonesia bagian timur, terutama Maluku, tidak dapat dipisahkan dari jalur
perdagangan yang terbentang sepanjang pusat lalu lintas pelayaran internasional di Malaka, Jawa, dan Maluku.Menurut Tome Pires, masyarakat yang masuk Islam di Maluku dimulai kira-kira tahun 1460-1465 M. Mereka datang dan menyebarkan pembelajaran Islam melalui perdagangan, dakwah, dan perkawinan.Sulawesi, terutama bagian selatan,sejak abad 15 M sudah didatangi oleh pedagang-pedagang muslim yang kemungkinan berasal dari Malaka, Jawa, dan Sumatra. Pada abad ke-16 di daerah Goa sebuah kerajaan terkenal di daerah itu telah terdapat masyarakat muslim.

2. Saluran Penyebaran Islam Berdasarkan asal daerah dan waktunya
Dari daerah Mesopotamia yang dikenal sebagai Persia merupakan jalur utara. Dari Persia ke utara melalui darat Islam menyebar Afganistan, Pakistan dan Gujarat. Melalui laut ke timur menuju Indonesia. Dari jalur tersebut Islam memperoleh unsure baru yang disebut Tasawuf.Melalui jalut tengah, dari bagian lembah Yordania dan di bagian timur melalui Semenanjung Arabia,khususnyaHadramaut yang berhadapan langsung ke Indonesia. Dari Semenanjung Arabia penyebaran agama Islam ke Indonesia lebih murni, diantaranya aliran Wahabi (dari nama Abdul Wahab) yang terkenal keras dalam penyiaran agama.
Daerah yang merasakan pengaruhnya adalah Sumatra Barat.
Melalui jalur selatan yang berpangkal di Mesir. Dari kota Kairo yang merupakan pusat penyiaran agamasecara modern. Indonesia memperoleh pengaruh utama dari organisasi keagamaan yang disebut Muhammadiyah.

Secara teperinci golongan penyebar agama Islam di Indonesia ada 3 yaitu:
  • GolonganMubaligh atau guru agama Islam (sufi). Gologan ini adalah orang yang
    mempunyai orientasi bedakwah dan masuk ke Indonesia kira-kira abad ke-13 M
    yang berasal dari Arab dan Persia.
  • GolonganPedagang. Golongan pedagang pertama kali masuk Indonesia adalah orang
    Arab, disusul orang Mesir, Persia dan Gujarat.
  • GolonganWali. Wali yang terkenal memperkenalkan ajaran Islam di Indonesia adalah
    Wali songo, antara lain:
1.      Sunan Maulana Malik Ibrahim atau Syekh Maghribi (Gresik).
2.      Sunan Ngampel atau Raden Rahmat (Ngampel Surabaya)
3.      Sunan Bonang atau Radem Maulana Makdum Ibrahim (Bonang Tuban).
4.      Sunan Drajat atau Syarifudin (Sedayu Surabaya).
5.      Sunan Giri atau Prabu Satmata atau Sultan Abdul Fakih (Giri Gresik).
6.      Sunan Kalijaga (Kadilangu Demak).
7.      Sunan Kedus atau Jafar Sodiq (Kudus).
8.      Sunan Muria atau Raden Umar Said (Gunung Muria Kudus).
9.      Sunan Gunung Jati (Gunung Jati Cirebon).
Di samping itu,penyiaran agama Islam dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
  • Perdagangan.
    Proses Islamisasi melalui perdagangan sangat menguntungkan dan lebih efektif cara-cara lain. Apalagi yang terlibat bukan hanya masyarakat dari golongan bawah melainkan juga dari golongan atas seperti kaum bangsawan atau para raja.
  • Perkawinan.
    Para pedagang Islam dalam melakukan perdagangan memerlukan waktu yang lama, sehingga harus menetap di suatu daerah tertentu. Keadaan ini mempercepat hubungan dengan kaum pribumi/bangsawan. Terkadang juga sampai dengan perkawinan, sehingga melalui perkawinan terlahir seorang muslim.
  • Politik.
    Pengaruh kekuasaan seorang raja berpengaruh besar dalam proses Islamisasi. Setelah raja memeluk Islam, maka rakyatnya mengikuti jejak rajanya. Setelah tersosialisasi dengan agama Islam, maka kepentingan politik dilaksanakan melalui perluasan wilayah kerajaanyang diikuti dengan penyebaran agama Islam.
  • Pendidikan.
    Para ulama, guru agama atau para kyai juga memiliki peran penting dalam penyebaran Islam. Dengan mendirikan pondok pesantren sebagai tempat pengajaran agama Islam bagi para santri.
  • Kesenian.
    Melalui kesenian penyebaran agama Islam dapat dilakukan seperti melakukan pertunjukan wayang dan gamelan. Kesenian tersebut sangat digemari masyarakat. Dengan bercerita atau berdakwah para ulama dapat menyisipkan ajaranagama Islam.
  • Tasawuf.
    Para ahli tasawuf biasanya memiliki keahlian yang dapat membantu rakyat,seperti menyembuhka penyakit dan lain-lain. Penyebaran agama Islam yang mereka lakukan disesuaikan dengan kondisi, alam pikiran dan budaya masyarakat pada saat itu, sehingga ajaran Islam dengan mudah diterima masyarakat.
3. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan
Ilmu-ilmu Keagamaan Perjuangan itu dilakukan, diberbagai aspek antara lain pendidikan,kesehatan, dakwah, sosial, politik hingga teknologi. Setidaknya ada dua cara yang dilakukan oleh para ulama dalam menumbuhkembangkan ajarannya yaitu sebagai berikut :
 Membentuk kader-kader ulama yang akan bertugas sebagai mubalig ke daerah-daerah yang lebih luas.
1)      Hamzah Fansuri (sufi) dari Sumatera Utara. Karyanya yang berjudul Asrar Al Arifin fi Bayan ila Suluk wa At Tauhid.
2)      Syamsuddin As Sumatrani dengan karyanya berjudul Mir’atul Mu’min (Cermin Orang Beriman).
3)      Nurrudin Ar Raniri, yaitu seorang yang berasal dari India keturunan Arab Quraisy Hadramaut. Karya-karyanya meliputi ilmu fikih,hadis, akidah, sejarah, dan tasawuf yang diantaranya adalah As Sirat Al Mustaqim (hukum), Bustan As Salatin (sejarah), dan Tibyan fi Ma’rifat Al Adyan (tasawuf).
4)      Abdul Muhyi yang berasal dari Jawa. Karyanya adalah kitab Martabat Kang Pitu (Martabat yang Tujuh).
5)      Sunan Bonang dengan karyanya Suluk Wijil
6)      Ronggowarsito dengan karyanya Wirid Hidayat Jati
7)      Syekh Yusuf Makasar dari Sulawesi (1629-1699 M).Karya-karyanya yang belum diterbitkan sekitar 20 buah yang masih berbentuk naskah.
8)      H. Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari (1812 M) seorang ulama produktif yang menulis kitab sabitul Muhtadil (fikih).Syekh Nawawi Al Bantani yang menulis 26 buah buku diantaranya yang terkenal Tafsir Al Muris
9)      Syekh Ahmad Khatib dari Minangkabau (1860-1916 M)

4. Arsitektur Bangunan
Arsitektur Bangunan Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau memiliki penduduk yang juga terdiri dari beragam suku, bangsa, adat, kebiasaan dan kebudayaan
masing-masing. Oleh karena itu perbedaan latar belakang tersebut, arsitektur
bangunan-bangunan Islam di Indonesia tidak sama antara satu tempat dengan
tempat yang lainnya. Beberapa hasil seni bangunan pada masa pertumbuhan dan
perkembangan Islam di Indonesia antara lain. Masjid-masjid kuno di Demak,
Sandang Duwur Agung di Kasepuhan Cirebon, Masjid Agung Banten dan Masjid Baiturahman di Aceh.
Beberapa masjid masih memiliki seni masih memiliki seni bangunan yang menyerupai bangunan merupai pada zaman Hindu. Ukiran-ukiran pada mimbar, hiasan lengkung pola kalamakara, mihrab dan bentuk mastaka atau memolo menunjukkan hubungan yang erat dengan kebudayaan agama Hindu, seperti Masjid Sendang Duwur.

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

energi

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkatnya yang telah ia berikan k...