PERTEMUAN KE XV
KEBUDAYAAN
ISLAM
A.
PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan secara bahasa berasal dari bahasa sansakerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak
dari “buddhi “ yang berarti budi atau akal.
Istilah
culture sama artinya dengan
kebudayaan, berasal dari bahasa latin colore
yang di artikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengelola
dan mengubah alam.
kebudayaan
dalam bahasa arab di sebut al-tsaqafah.kebudayaan
merupakan perpaduan dari istilah’’budi’’ dan ‘’daya’’ yang di beri awalan ‘’ke
‘’ dan akhiran ‘’an’’.budi berarti akal,pikiran,pengertian, paham, perasaan dan
pendapat.menurut istilah kebudayaan adalah himpunan segala usaha dan daya upaya
yang di kerjakan dengan menggunakan hasil pendapat budi,untuk memperbaiki
sesuatu dalam rangka mencapai kesempurnaan.
Sedangkan pengertian Islam berasal dari bahasa arab
yaitu “Aslama-Yuslimu-Islaman” yang artinya selamat. Menurut istilah, Islam
adalah agama samawi yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai
petunjuk bagi manusia agar kehidupannya membawa rahmat bagi seluruh alam.
شَهِدَ
اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا
بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan
orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan
(yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. QS
Ali Imran : 18.
وَما
أَرْسَلْناكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعالَمِينَ
“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan
sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (QS. Al Anbiya: 107)
Sehingga disimpulkan bahwa Kebudayaan Islam adalah kejadian
atau peristiwa masa lampau yang berbentuk hasil karya, karsa dan cipta umat
Islam yang didasarkan kepada sumber nilai-nilai Islam.Allah mengangkat Nabi
Muhammad sebagai Rosul yaitu memberikan bimbingan kepada umat. Manusia agar
dalam mengembangkan kebudayaan tidak lepas dari nilai-nilai ketuhanan.
Sebagaimana sabdanya yang berarti, “Sesungguhnya aku diutus Allah untuk
menyempurnakan akhlak.”
Dalam perkembangannya kebudayaan Islam perlu dibimbing
oleh wahyu dan aturan-aturan yang mengikat agar tidak
terperangkap pada ambisi yang bersumber dari nafsu hewani sehingga akan
merugikan dirinya sendiri.
Disini agama Islam berfungsi untuk membimbing manusia dalammengembangkan
akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang beradab atau berperadaban
Islam. Sehubungan dengan hasil perkembangan kebudayaan yang dilandasi
nilai-nilai ketuhanan atau disebut sebagai peradaban Islam, maka fungsi agama
disini semakin jelas. Ketika perkembangan dan dinamika kehidupan umat manusia
itu sendiri mengalami kebekuan karena
keterbatasan dalam memecahkan persoalannya sendiri, disini
sangat terasa akan perlunya suatu bimbingan wahyu. Allah mengangkat seorang
Rasul dari jenis manusia karena yang akan menjadi sasaran bimbingannya adalah
umat manusia. Oleh sebab itu misi utama Muhammad diangkat sebagai Rasul adalah
menjadi Rahmat bagi seluruh umat manusia dan alam.
Mengawali
tugas utamanaya, Nabi meletakkan dasar – dasar perkembangan Islam yang kemudian
berkembang menjadi peradaban Islam. Ketika dakwah Islam keluar dari jazirah
Arab, kemudian tersebar ke seluruh dunia, maka terjadilah suatu proses panjang
dan rumit, yaitu asimilasi budaya - budaya setempat dengan nilai – nilai Islam
yang kemudian melahirkan budaya Islam. Kebudayaan ini berkembang menjadi suatu
peradaban yang diakui kebenarannya secara universal.
B.
PRINSIP KEBUDAYAAN ISLAM
1.
Allah SWT sebagai
sumber dan tempat kembali segalanya.firman allah Q.S. 30:11 artinya;
‘’Allah yang memulai semua kejadian kemudian dia juga yang
mengulanginya dan selanjutnya kepada-nya segalanya di kembalikan.’’
Apapun yang di
ciptakan manusia dan yang mereka lakukan semuanya memanfaatkan fasilitas yang
telah di jadikan allah.
Allah SWT
menjadikan segala sesuatu tanpa sia-sia melainkan memiliki hikmah dan manfaat.untuk
mememukan hikmah dan manfaat itu di
perlukan akal serta usaha manusia.sehingga mampu memahami makna dari semua
ciptaannya itu.
2.
Semua makhluk punya
ketergantungan kepada khaliknya.
Firman allah
SWT dalam dua surat berbeda Q.S 112:2.
Artinya;
‘’Allah adalah tuhan yang bergantung kepada-nya segala
sesuatu.’’
Tenaga,
penglihatan, ilmu, bahkan kehidupan ini merupakan fasilitas dari allah
SWT.dengan demikian,keseluruhan fasilitas hidup akan di pergunakan manusia
untuk kebaikan hidup.semua itu dalam jangka waktu yang tidak di ketahui lamanya
.apapun yang ada dan siapapun yang di andalkan di dunia ini tidak akan di
miliki selamanya.karena ,penentu semuanya dan segalanya tergantung kepada allah
SWT.
3.
Allah mengangkat
manusia sebagai khalifah di muka bumi yang di amanahkan menjaga dan
melestarikan bumi beserta isinya. Firman allah dalam QS Surah 2:30,
Artinya
‘’Dan ingatlah, ketika tuhanmu berkata kepada
malaikat,sesungguhnya aku akan menjdikan khalifah di bumi “
Adam sebagai
representasi keberadaan manusia di angkat sebagai khalifah allah SWT untuk
memimpin , mengelola, memelihara , dan menciptakan kemakmuran di bumi. Oleh
karena itu manusia sebagai keturunan
adam berfungsi meneruskan kekhalifahan itu karena ia di bekali allah SWT dengan
potensi-potensi yang melebihi makhluk- makhluk lain.
4.
Manusia di beri
potensi yang lebih dari makhluk lainya, sehingga makhluk-makhluk tersebut
tunduk kepadanya.
Firman allah dalam QS 45:13
Artinya
‘’dan
dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan di bumi semuanya,(sebagai
rahmat ) dari padanya.sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda ( kekuasaan allah) bagi kaum yang berfikir.”
Allah SWT telah menjadikan
makhluk-makhluk lain itu tunduk kepada manusia sehingga manusia dapat
melaksanakan amanah kekhalifahannya.
5.
Manusia di tuntuk
untuk pertanggungjawaban atas amanah yang telah di berikan Allah SWT kepadanya.
Firman allah QS
102:8
Artinya:”kemudian kamu pasti akan di minta
pertanggujawabannya terhadap semua nikmat yang telah di berikan.
Kelima
prinsip dasar tersebut,secara ekspisif menjelaskan bahwa manusia di beri fasilitas dan tanggungjawab
untuk melakukan berbagai hal dalam kehidupan. Dengan adanya fasilitas dan
tanggugjawab itu akan melahirkan motivasi dalam diri setiap manusia untuk
berfikir melakukan inovasi sehingga melahirkan karya-karya yang bermanfaat pada
puncaknya manusia akan membentuk dan memiliki kebudayaan. Kebudayaan itu terus
berkembang seiring dengan perkembangan pemikiran manusia.
C.
PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN
ISLAM.
Perkembangan pemikiran islam mempunyai
sejarah yang panjang dalam arti seluas-luasnya. Tradisi pemikiran dikalangan
umat islam berkembang seiring dengan kemunculan islam itu sendiri. Dalam kontek
masyarakat Arab sendiri, di mana islam lahir dan pertama kali berkembang di
sana, kedatangannya lengkap dengan tradisi keilmuannya. Sebab masyarakat Arab
pra islam belum mempunyai sistem pengembangan pemikiran secara sistematis.
Pada masa awal perkembangan islam,
sistem pendidikan dan pemikiran yang sistematis belum terselenggara karena
ajaran islam tidak diturunkan sekaligus. Namun demikian isyarat Alqur’an sudah
cukup jelas meletakkan fondasi yang kokoh terhadap pengembangan ilmu dam
pemikiran,sebagaimana terlihat pada ayat yang pertama diturunkan yaitu suatu
perintah untuk membaca dengan nama Allah ( al-Alaq:1 ). Dalam kaitan itu dapat
dipahami mengapa proses pendidikan islam pertama kali berlangsung di rumah
yaitu Darul Arqam. Ketika masyarakat Islam telah terbentuk, maka pendidikan
Islam dapat diselenggarakan di mesjid. Proses pendididkan pada kedua tempat
tersebut dilakukan dalam lingkaran besar atau disebut Halaqah.
Dalam mengguanakan teori yang dikembangkan
oleh Harun Nasution, dilihat dari segi perkembangannya, sejarah intelektua
Islam dapat dikelompokkan ke dalam tiga masa yaitu masa klasik, yaitu tahun
650-1250 M. dan masa modern yaitu sejak tahun 1800-sampai sekarang.
Pada masa klasik lahir para ulama madz
hab seperti imamn Hambali, Hanafi, Iman Syafii, dan Iman Malik. Selain itu,
lahir pula para filosuf muslim seperti Al-Kindi, tahun 801 M. seorang filosuf
muslim pertama. Selain Al-Kindi, pada itu lahir pula para filosuf besar seperti
Al-Razi lahir tahun 865 M, Al-Farabi lahir tahun 870 M. Dia dikenal sebagai
pembangun aguing sistem filsafat. Pada abad berikutnya lahir pula filosuf agung
Ibnu Miskawaih pada tahun 930 M. pemikirannya yang terkenal tentang pendidikan
akhlak kemudian Ibnu Sina tahun 1037. Ibnu Bajjah, 1138 M. Ibnu Rasyid 1126 M.
dll. Pada masa pertengahan yaitu tahun 1250-1800 M. dalam catatan sejarah
pemikiran Islam masa ini merupakan fase kemunduran karena filsafat mulai
dijauhkan dari umat Islam sehingga ada kecenderungan akal dipertentangkan
dengan wahyu,.iman dengan Ilmu, dunia dengan akhirat. Pengaruhnya masih terasa
sampai sekarang.
Perkembangan kebudayaan Islam timbul setelah diawali
sederetan kebudayaan manusia dan seiring dengan sederetan kebudayaan
setelahnya. Kebudayaan-kebudayaan Islam pada abad pertengahan yang menonjol
diantaranya:
1. Arsitektur
Kata Arsitektur, berasal dari bahasa Yunani, yaitu architectur
yang berasal dari kata arche yang berarti asli, awal, dan otentik,
serta tektoo yang bermakna bediri stabil dan kokoh. Arsitektur Islam
adalah ilmu sekaligus seni merancang bangunan ataupun struktur lain yang
fungsional dan dirancang berdasarkan kaidah estetika Islam yang bertolak dari
pengakuan akan keesaan Allah swt., yang terdapat pada masjid, istana, dan
makam. Di Persia pada masa keemasan Dinasti Safawi telah dibangun Masjid Syah
(Masjid Imam), Masjid Syekh Lutfullah, Istana Cebil Sutun, Jembatan Khaju, dan
menara- menara goyang. Selain itu, di kota Masyhad (ibu kota provinsi Khurasan)
terdapat makam Imam Al ar Rida , dan tidak jauh dari makam itu terdapat Masjid
Imam Reza dengan arsitektur Islam berkualitas tinggi. Di India, pada masa
kejayaaan Kerajaan Mogul telah didirikan bangunan-bangunan megah dengan
arsitektur mengagumkan, seperti istana megah di Delhi dan Lahore, masjid Jami
di Aunfur, Benteng Merah, dan lain- lain. Ada juga makam yang menakjubkan dan
salah satu keajaiban dunia Taj Mahal yang merupakan persemayaman Almarhum
Mumtaz Mahal, istri Syeh Jehan. Di Turki, pada masa keemasan pemerintahan Kerajaan
Usmani, telah dibangun beberapa masjid dengan gaya arsitektur tinggi, antara
lain Masjid Agung Sultan Muhammad Al Fatih, Masjid Agung Sulaiman yang
merupakan masjid terindah di Turki masa itu, dan lain- lain. Di Indonesia
ternyata juga telah didirikan bangunan- bangunan bergaya arsitektur Islam,
yakni masjid, istana, dan makam. Seperti, Masjid Agung Demak (1506 M), Masjid
Agung Kraton Buton di Baubau, Sulawesi Tenggara (1712 M).
2. Seni Sastra
Sastrawan-
sastrawan muslim yang hidup pada abad pertengahan, antara lain :
1. Farirudin al Attar (1119-1230 M)
lahir di Nisabur, timur laut Persia. Beliau menulis puisi dan menyusun petuah-
petuah sufi selama 39 tahun. Karyanya yang sangat terkenal adalah Mantiz at
Tair (musyawarah burung) sebuah sajak yang menceritakan pengalaman religius
kaum sufi.
2. Jalaluddin ar Rumi (1207-1273)
lahir di Afganistan dan wafat di Turki, merupakan keturunan sahabat Abu Bakar
asSiddiq r.a. Beliau adalah seorang penyair sufi terbesar pada masanya yang
mendapat gelar maulana (tuan kami). Karya tulisnya antara lain, Diwan Syamsi
Tabriz dan Matnawi.
3. Saadi Syiraj (wafat di Syiraj
antara 1291-1295 M) beliau merupakan sastrawan Persia. Karya Tulisnya yang
terpenting berjudul Bustan (kebun buah) dan Ghulistan (kebun bunga). Yang
menceritakan tentang nilai- nilai luhur Islam.
4. Fuzuli (wafat sekitar tahun 1556
M) salah satu karyanya yang terkenal adalah puisi berjudul Shikeyetname
(pengaduan).Fuzuli bertempat tinggal di Irak
5. Amir Khusran (1235-1325) beliau
lahir di Patiala, barat laut India, karya- karyanya antara lain Qiranus Sadain,
Thuglak Namah yang berbentuk epos. Keadaan seni sastra di Indonesia pada abad
pertengahan dapat diketahui dengan munculnya beberapa sastrawan muslim, seperti
Hamzah Fansuri (akhir abad 16, awalabad 17), Sumatera; Syamsuddin Passai (1630
M); Sunan Kalijaga, Ki Ageng Selo, Sunan Panggung, dan Sunan Bonang,Jawa.
Karya-karya mereka pada umumnya berisi nasihat-nasihat agama.
D. KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA
1. Kedatangan dan Penyebaran Islam di Indonesia
Pada abad ke-1 hingga ke-7 M, pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra dan
Jawa sering disinggahi pedagang asing, seperti Pelabuhan Lamuri (Aceh), Barus
dan Palembang di Sumatra serta Pelabuhan Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa. Cikal
bakal keberadaan Islam di Nusantara telah dirintis pada periode abad ke-1
hingga ke-5 H atau abad ke-7 hingga ke-8 M. Pada periode ini, para pedagang dan
mubalig membentuk komunitas Islam. Para mubalig memperkenalkan dan mengajarkan
Islam kepada penduduk setempat tentang Islam.
Ajaran-ajaran Islam tersebut antara lain sebagai berikut :
1)
Islammengajarkan toleransi terhadap
sesama manusia, saling menghormati dan tolong menolong.
2)
Islam mengajarkan bahwa dihadapan
Allah, derajat semua manusia sama, kecuali takwanya.
3)
Islam mengajarkan bahwa Allah adalah
Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan Penyayang, dan mengharamkan manusia
saling berselisih, bermusuhan, merusak, dan saling mendengki.
4)
Islam mengajarkan agar manusia
menyembah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukannya serta senantiasa setiap
saat berbuat baik terhadap sesama manusia tanpa pilih kasih.
Ajaran Islam ini sangat menarik perhatian penduduk Indonesia. Dengan
demikian, dakwah dan pengaruh Islam makin meluas,baik di kalangan masyarakat
biasa, maupun bangsawan atau penguasa. Proses Islamisasi diperkirakan sudah
berlangsung sejak persentuhan itu terjadi. Di Aceh, kerajaan Islam Samudra
Pasai berdiri pada pertengahan abad ke-13 M sehingga perkembangan masyarakat
muslim di Malaka semakin pesat. Ibnu Batutah menceritakan, Sultan Kerajaan
Samudra Pasai, Sultan Al Malik Az Zahir dikelilingi oleh ulama dan mubalig
Islam.Sementara itu di Jawa proses penyebaran Islam sudah berlangsung sejak
abad ke-11 M dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun di Leran Gresik
yang bertahun 475 H/1082M.
Pengaruh Islam yang masuk ke Indonesia bagian timur, terutama Maluku, tidak
dapat dipisahkan dari jalur
perdagangan yang terbentang sepanjang pusat lalu lintas pelayaran internasional di Malaka, Jawa, dan Maluku.Menurut Tome Pires, masyarakat yang masuk Islam di Maluku dimulai kira-kira tahun 1460-1465 M. Mereka datang dan menyebarkan pembelajaran Islam melalui perdagangan, dakwah, dan perkawinan.Sulawesi, terutama bagian selatan,sejak abad 15 M sudah didatangi oleh pedagang-pedagang muslim yang kemungkinan berasal dari Malaka, Jawa, dan Sumatra. Pada abad ke-16 di daerah Goa sebuah kerajaan terkenal di daerah itu telah terdapat masyarakat muslim.
perdagangan yang terbentang sepanjang pusat lalu lintas pelayaran internasional di Malaka, Jawa, dan Maluku.Menurut Tome Pires, masyarakat yang masuk Islam di Maluku dimulai kira-kira tahun 1460-1465 M. Mereka datang dan menyebarkan pembelajaran Islam melalui perdagangan, dakwah, dan perkawinan.Sulawesi, terutama bagian selatan,sejak abad 15 M sudah didatangi oleh pedagang-pedagang muslim yang kemungkinan berasal dari Malaka, Jawa, dan Sumatra. Pada abad ke-16 di daerah Goa sebuah kerajaan terkenal di daerah itu telah terdapat masyarakat muslim.
2. Saluran Penyebaran Islam Berdasarkan
asal daerah dan waktunya
Dari daerah Mesopotamia yang dikenal sebagai Persia merupakan jalur utara.
Dari Persia ke utara melalui darat Islam menyebar Afganistan, Pakistan dan
Gujarat. Melalui laut ke timur menuju Indonesia. Dari jalur tersebut Islam
memperoleh unsure baru yang disebut Tasawuf.Melalui jalut tengah, dari bagian
lembah Yordania dan di bagian timur melalui Semenanjung Arabia,khususnyaHadramaut
yang berhadapan langsung ke Indonesia. Dari Semenanjung Arabia penyebaran agama
Islam ke Indonesia lebih murni, diantaranya aliran Wahabi (dari nama Abdul
Wahab) yang terkenal keras dalam penyiaran agama.
Daerah yang merasakan pengaruhnya adalah Sumatra Barat.
Melalui jalur selatan yang berpangkal di Mesir. Dari kota Kairo yang merupakan pusat penyiaran agamasecara modern. Indonesia memperoleh pengaruh utama dari organisasi keagamaan yang disebut Muhammadiyah.
Melalui jalur selatan yang berpangkal di Mesir. Dari kota Kairo yang merupakan pusat penyiaran agamasecara modern. Indonesia memperoleh pengaruh utama dari organisasi keagamaan yang disebut Muhammadiyah.
Secara
teperinci golongan penyebar agama Islam di Indonesia ada 3 yaitu:
- GolonganMubaligh atau guru agama Islam (sufi).
Gologan ini adalah orang yang
mempunyai orientasi bedakwah dan masuk ke Indonesia kira-kira abad ke-13 M
yang berasal dari Arab dan Persia.
- GolonganPedagang. Golongan pedagang pertama kali
masuk Indonesia adalah orang
Arab, disusul orang Mesir, Persia dan Gujarat.
- GolonganWali. Wali yang terkenal memperkenalkan
ajaran Islam di Indonesia adalah
Wali songo, antara lain:
1.
Sunan Maulana Malik Ibrahim atau
Syekh Maghribi (Gresik).
2.
Sunan Ngampel atau Raden Rahmat (Ngampel
Surabaya)
3.
Sunan Bonang atau Radem Maulana
Makdum Ibrahim (Bonang Tuban).
4.
Sunan Drajat atau Syarifudin (Sedayu
Surabaya).
5.
Sunan Giri atau Prabu Satmata atau
Sultan Abdul Fakih (Giri Gresik).
6.
Sunan Kalijaga (Kadilangu Demak).
7.
Sunan Kedus atau Jafar Sodiq
(Kudus).
8.
Sunan Muria atau Raden Umar Said
(Gunung Muria Kudus).
9.
Sunan Gunung Jati (Gunung Jati
Cirebon).
Di samping itu,penyiaran agama Islam dilakukan dengan
berbagai cara yaitu:
- Perdagangan.
Proses Islamisasi melalui perdagangan sangat menguntungkan dan lebih efektif cara-cara lain. Apalagi yang terlibat bukan hanya masyarakat dari golongan bawah melainkan juga dari golongan atas seperti kaum bangsawan atau para raja.
- Perkawinan.
Para pedagang Islam dalam melakukan perdagangan memerlukan waktu yang lama, sehingga harus menetap di suatu daerah tertentu. Keadaan ini mempercepat hubungan dengan kaum pribumi/bangsawan. Terkadang juga sampai dengan perkawinan, sehingga melalui perkawinan terlahir seorang muslim.
- Politik.
Pengaruh kekuasaan seorang raja berpengaruh besar dalam proses Islamisasi. Setelah raja memeluk Islam, maka rakyatnya mengikuti jejak rajanya. Setelah tersosialisasi dengan agama Islam, maka kepentingan politik dilaksanakan melalui perluasan wilayah kerajaanyang diikuti dengan penyebaran agama Islam.
- Pendidikan.
Para ulama, guru agama atau para kyai juga memiliki peran penting dalam penyebaran Islam. Dengan mendirikan pondok pesantren sebagai tempat pengajaran agama Islam bagi para santri.
- Kesenian.
Melalui kesenian penyebaran agama Islam dapat dilakukan seperti melakukan pertunjukan wayang dan gamelan. Kesenian tersebut sangat digemari masyarakat. Dengan bercerita atau berdakwah para ulama dapat menyisipkan ajaranagama Islam.
- Tasawuf.
Para ahli tasawuf biasanya memiliki keahlian yang dapat membantu rakyat,seperti menyembuhka penyakit dan lain-lain. Penyebaran agama Islam yang mereka lakukan disesuaikan dengan kondisi, alam pikiran dan budaya masyarakat pada saat itu, sehingga ajaran Islam dengan mudah diterima masyarakat.
3. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Kebudayaan
Ilmu-ilmu Keagamaan Perjuangan itu
dilakukan, diberbagai aspek antara lain pendidikan,kesehatan, dakwah, sosial,
politik hingga teknologi. Setidaknya ada dua cara yang dilakukan oleh para
ulama dalam menumbuhkembangkan ajarannya yaitu sebagai berikut :
Membentuk kader-kader ulama yang akan bertugas sebagai mubalig ke daerah-daerah yang lebih luas.
Membentuk kader-kader ulama yang akan bertugas sebagai mubalig ke daerah-daerah yang lebih luas.
1)
Hamzah Fansuri (sufi) dari Sumatera
Utara. Karyanya yang berjudul Asrar Al Arifin fi Bayan ila Suluk wa At Tauhid.
2)
Syamsuddin As Sumatrani dengan
karyanya berjudul Mir’atul Mu’min (Cermin Orang Beriman).
3)
Nurrudin Ar Raniri, yaitu seorang
yang berasal dari India keturunan Arab Quraisy Hadramaut. Karya-karyanya
meliputi ilmu fikih,hadis, akidah, sejarah, dan tasawuf yang diantaranya adalah
As Sirat Al Mustaqim (hukum), Bustan As Salatin (sejarah), dan Tibyan fi
Ma’rifat Al Adyan (tasawuf).
4)
Abdul Muhyi yang berasal dari Jawa.
Karyanya adalah kitab Martabat Kang Pitu (Martabat yang Tujuh).
5)
Sunan Bonang dengan karyanya Suluk
Wijil
6)
Ronggowarsito dengan karyanya Wirid
Hidayat Jati
7)
Syekh Yusuf Makasar dari Sulawesi
(1629-1699 M).Karya-karyanya yang belum diterbitkan sekitar 20 buah yang masih
berbentuk naskah.
8)
H. Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari
(1812 M) seorang ulama produktif yang menulis kitab sabitul Muhtadil
(fikih).Syekh Nawawi Al Bantani yang menulis 26 buah buku diantaranya yang
terkenal Tafsir Al Muris
9)
Syekh Ahmad Khatib dari Minangkabau
(1860-1916 M)
4. Arsitektur Bangunan
Arsitektur Bangunan Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau memiliki
penduduk yang juga terdiri dari beragam suku, bangsa, adat, kebiasaan dan
kebudayaan
masing-masing. Oleh karena itu perbedaan latar belakang tersebut, arsitektur
bangunan-bangunan Islam di Indonesia tidak sama antara satu tempat dengan
tempat yang lainnya. Beberapa hasil seni bangunan pada masa pertumbuhan dan
perkembangan Islam di Indonesia antara lain. Masjid-masjid kuno di Demak,
Sandang Duwur Agung di Kasepuhan Cirebon, Masjid Agung Banten dan Masjid Baiturahman di Aceh.
masing-masing. Oleh karena itu perbedaan latar belakang tersebut, arsitektur
bangunan-bangunan Islam di Indonesia tidak sama antara satu tempat dengan
tempat yang lainnya. Beberapa hasil seni bangunan pada masa pertumbuhan dan
perkembangan Islam di Indonesia antara lain. Masjid-masjid kuno di Demak,
Sandang Duwur Agung di Kasepuhan Cirebon, Masjid Agung Banten dan Masjid Baiturahman di Aceh.
Beberapa masjid masih memiliki seni masih memiliki seni bangunan yang menyerupai
bangunan merupai pada zaman Hindu. Ukiran-ukiran pada mimbar, hiasan lengkung
pola kalamakara, mihrab dan bentuk mastaka atau memolo menunjukkan hubungan
yang erat dengan kebudayaan agama Hindu, seperti Masjid Sendang Duwur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar