Selasa, 31 Oktober 2017

sejarah bahasa indonesia dan perkembangannya



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.Demikian juga Bahasa Indonesia menjadi sarana budaya dan sarana berpikir masyarakat Indonesia.Oleh karena itu, peranan Bahasa Indonesia menjadi sangat penting.Mengingat pentingnya Bahasa Indonesia, kita sebagai mahasiswa dituntut untuk lebih memahami Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.Yang salah satunya adalah dengan mengetahui sejarah Bahasa Indonesia.Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai suku bangsa dengan berbagai ragam bahasa daerah yang dimilikinya memerlukan adanya satu bahasa persatuan guna menggalang semangat kebangsaan.Semangat kebangsaan ini sangat penting dalam perjuangan mengusir penjajah dari bumi Indonesia.Kesadaran politis semacam inilah yang memunculkan ide pentingnya bahasa yang satu, bahasa persatuan, bahasa yang dapat menjembatani keinginan pemuda-pemudi dari berbagai suku bangsa dan budaya di Indonesia saat itu.
B.     RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana sejarah Bahasa Indonesia?
            2. Bagaimana perkembangan Bahasa Indonesia?
3. Bagaimana batasan Bahasa Indonesia?

C.     TUJUAN

1. Untuk mengetahui sejarah Bahasa Indonesia
2. Untuk mengetahui perkembangan Bahasa Indonesia
3. Untuk mengetahui batasan Bahasa Indonesia




BAB II
PEMBAHASAN
A.    SEJARAH BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia adalah Bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia yang digunakan sebagai lingua franca di nusantara kemungkinan sejak abad-abad awal penanggalan modern paling tidak dalam bentuk informalnya.Bentuk bahasa sehari-hari ini sering dinamai dengan istilah melayu pasar.Jenis ini sangat mudah dimengerti dan ekspresif, dengan toleransi kesalahan sangat besar dan mudah menyerap istilah-istilah lain dari berbagai bahasa yang digunakan para penggunanya.Bentuk yang lebih resmi disebut melayu tinggi. Pada masa lalu digunakan kalangan keluarga kerajaan disekitar sumatera, malaya, dan jawa. Bentuk bahasa ini lebih sulit karena penggunaannya sangat halus, penuh sindiran, dan seekspresif bahasa melayu pasar.
Sejarah mencatat bahwa Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu-Riau, salah satu bahasa daerah yang berada di wilayah sumatera. Bahasa Melayu-Riau inilah yang diangkat oleh para pemuda pada “konggres pemoeda”, 28 oktober 1928 menjadi Bahasa Indonesia. Pengangkatan dan penamaan bahasa Melayu-Riau menajdi Bahasa Indonesia oleh para pemuda pada saat itu lebih bersifat politis daripada linguistis. Tujuannya ialah ingin mempersatukan para pemuda indonesia. Ketika itu yang mengikuti “konggres pemoeda” adalah wakil-wakil pemuda indonesia dari Jong Java, Jong Sunda, Jong Batak, Jong Ambon, dan Jong Selebes. Jadi, secara linguistik yang dinamakan Bahasa Indonesia saat itu sebenarnya adalah Bahasa Melayu.Ciri-ciri kebahasannya tidak berbeda dengan Bahasa Melayu.
Namun, untuk mewujudkan rasa persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia, para pemuda indonesia pada saat itu secara politis menyebutkan bahasa Melayu-Riau menjadi Bahasa Indonesia. Nama bahasa indonesialah yang dianggap bisa memancarkan inspirasi dan semangat nasionalisme, bukan nama Bahasa Melayu yang berbau kedaerahan.
Perkembangan dan pertumbuhan Bahasa Melayu tampak lebih jelas dari berbagai peninggalan-peninggalan misalnya:
  1. Tulisan yang terdapat pada batu Nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun 1380
  2. Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang pada tahun 683.
  3. Prasasti Talang Tuo, di Palembang pada Tahun 684.
  4. Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada Tahun 686.
  5. Prasati Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada Tahun 688.
Dan pada saat itu Bahasa Melayu telah berfungsi sebagai:
  1. Bahasa kebudayaan yaitu bahasa buku-buku yang berisia aturan-aturan hidup dan sastra.
  2. Bahasa perhubungan (Lingua Franca) antar suku di indonesia
  3. Bahasa perdagangan baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun pedagang yang berasal dari luar indonesia.
  4. Bahasa resmi kerajaan.
Bahasa melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara, serta makin berkembang dan bertambah kokoh keberadaannya karena bahasa Melayu mudah di terima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antar pulau, antar suku, antar pedagang, antar bangsa dan antar kerajaan. Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia, oleh karena itu para pemuda indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa indonesia menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa indonesia. (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928)
Bahasa Melayu-Riau dipilih sebagai bahasa persatuan negara Republik Indonesia atas beberapa pertimbangan sebagai berikut :
1.  Jika bahasa Jawa digunakan, suku-suku bangsa atau golongan lain di Republik Indonesia akan merasa dijajah oleh suku Jawa yang merupakan golongan mayoritas di Republik Indonesia.
2. Bahasa Jawa jauh lebih sukar dipelajari dibandingkan dengan bahasa Melayu Riau. Ada tingkatan bahasa halus, biasa, dan kasar yang digunakan untuk orang yang berbeda dari segi usia, derajat, ataupun pangkat.
3.  Bahasa Melayu Riau yang dipilih, dan bukan bahasa Melayu Pontianak, Banjarmasin, Samarinda, Maluku, Jakarta (Betawi), ataupun Kutai, dengan pertimbangan : Pertama, suku Melayu berasal dari Riau, Sultan Malaka yang terakhir pun lari ke Riau selepas Malaka direbut oleh Portugis.Kedua, sebagai lingua franca, bahasa Melayu Riauyang paling sedikit terkena pengaruh misalnya dari bahasa Tionghoa Hokkien, ataupun dari bahasa lainnya.
4.  Penggunaan bahasa Melayu bukan hanya terbatas di Republik Indonesia. Pada 1945, penggunaan bahasa Melayu selain Republik Indonesia yaitu Malaysia, Brunei, dan Singapura.

Ada empat faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia yaitu :
  1. Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa perdangangan.
  2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dielajari karena dalam bahasa melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
  3. Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang lainnya dengan sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
  4. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas

B.  PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
1.    Perkembangan Bahasa Indonesia sebelum masa kolonial
Bahasa Melayu merupakan bahasa perhubungan atau komunikasi sejak abad VII yaitu masa awal bangkitnya kerajaan Sriwijaya.Pada masanya kerajaan Sriwijaya menjadi pusat kebudayaan, perdagangan, tempat orang belajar filsafat, dan pusat keagamaan (Budha).Bukti-bukti yang tertulis mengenai pemakaian bahasa melayu dapat ditemukan pada penulisan batu prasasti.Masuknya agama Islam ke kepulauan nusantara, membuat kedudukan Bahasa Melayu semakin penting.Para pembawa ajaran Islam memanfaatkan bahasa Melayu sebagai sarana komunikasi.
2.     Perkembangan bahasa indonesia pada masa kolonial
Abad XVIII, bangsa-bangsa Barat (Belanda) memasuki kepulauan Nusantara. Dalam mendirikan lembaga pendidikan, pemerintah Belanda mengalami kegagalan sehingga menyebabkan dikeluarkannya SK No. 104/1631 yang antara lain berisi: “…Pengajaran di sekolah-sekolah bumi putera diberikan dalam bahasa Melayu.” Selain itu, juga tersusunnya Ejaan Van Ophyusen (tahun 1901) yang merupakan ejaan resmi bahasa Melayu. Buku ini disusun oelh charles andrianus van ophuysen dengan dibantu oleh soetan makmoer dan mohammad taib soetan ibrahim.
Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:
   1.  Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.
   2.  Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.
3.  Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata mamoer, akal,      ta, pa, dinamai, dsb.
Perkembangan bahasa Melayu berikutnya, tampak pada masa kebangkitan pergerakan bangsa Indonesia yang dimulai sejak berdirinya Boedi Oetomo (1908) yang telah menggunakan Bahasa Melayu sebagai alat bertukar informasi dan komunikasi antar pergerakan. Hal ini dianggap penting dan perlu, karena dengan itu akan mudah dalam mencapai persatuan dan kesatuan dalam rangka bernasional.

3. Perkembangan bahasa indonesia pada masa pergerakan Setelah Sumpah Pemuda
perkembangan Bahasa Indonesia tidak berjalan dengan mulus. Belanda sebagai penjajah melihat pengakuan pada bahasa Indonesia itu sebagai kerikil tajam. Oleh karena itu, Belanda membuat pengaruh politik bahasa yang menghambat perkembangan bahasa Indonesia.Banyak pemuda pelajar berlomba-lomba mempelajari bahasa Belanda.Sebaliknya, pada masa pendudukan Dai Nippon, Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat.Karena tentara pendudukan Jepang sangat membenci semua yang berbau belanda.
Sementara itu, orang-orang bumiputera belum bisa berbahasa Jepang.Oleh karena itu, digunakanlah Bahasa Indonesia untuk memperlancar tugas-tugas administrasi dan membantu tentara Dai Nippon melawan tentara belanda dan sekutu-sekutunya. 4. Perkembangan bahasa indonesia pada zaman kemerdekaan Bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Keesokan harinya yaitu tanggal 18 Agustus ditetapkan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam pasal 36 bab XV UUD „45 berbunyi: “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.” Pada tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) sebagai pengganti Ejaan van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.Ciri-ciri ejaan ini yaitu: a) Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb. b) Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb. c) Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an. d) Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya

C .BATASAN BAHASA
 Bahasa adalah alat yang sistematis untuk menyampaikan gagasan / perasaan dengan memakai tanda – tanda, bunyi – bunyi, gesture yang berkaitan dengan mimic atau tanda – tanda yang disepakati dan mengandung makna yang dapat dipahami.
1)      Bahasa sebagai system
Maksudnya bahwa terdiri dari unsur – unsur atau komponen – komponen teratur dan menurut pola tertentu.Contohnya : bersistematis yaitu tersusun oleh polanya. a. Saya = sistematis dan memiliki makna Yasa = tidak sistematis dan tidak memiliki makna Aasy = tidak sistematis dan tidak memiliki makna
2)      Bahasa sebagai lambang
Lambang – lambang bahasa diwujudkan dalam bentuk bunyi, yang berupa satuan – satuan bahasa seperti kata / gabungan kata.Contohnya : Bendera merah putih a. Merah = berani Putih = suci
3)      Bahasa adalah bunyi Sistem
bahasa itu berupa lambang yang diwujudkan berupa bunyi. Yang dimaksud dengan bunyi pada bahasa / termasuk lambang bahasa adalah bunyi yang bukan dihasilkan alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa.Contohnya : Bunyi teriakan, bersin, batuk, dan lain – lain.
4)      Bahasa itu bermakna
bahasa itu adalah system lambang , oleh karena itu lambang – lambang itu mengacu pada suatu konsep , ide, atau pikiran, maka dapat dikatakan bahwa bahasa itu mempunyai makna. Contohnya : kuda = berkaki empat binatang peliharaan sebagai alat transportasi.
5)      Bahasa itu arbitrer
Arbitrer adalah sembarang, sewenang – wenang, maka suka, berubah – ubah.Maksudnya adalah tidak ada hubungan wajib antara lambang bahasa dengan konsep atau pengertian yang dimaksud lambang tersebut misalnya kita tidak bisa menjelaskan hubungan antara lambang bunyi (air) dengan benda yang dilambangkan yaitu benda cair yang diapakai.Contohnya : kuda yang disebut oleh orang.


6)      Bahasa itu konvensional
Telah kita bahas sebelumnya bahwa hubungan antara lambang bunyi dengan yang dilambangkan bersifat, arbitrer, tetapi penggunaan lambang tersebut untuk suatu konsep tertentu bersifat konvensional. Contohnya: Semua masyarakat jawa menyebut pesawat dengan sebutan kapal terbang.
7)      Bahasa itu bersifat produktif
Maksudnya adalah walaupun unsur – unsur bahasa itu terbatas, tetapi dengan unsur – unsur yang jumlahnya terbatas itu dpat dibuat satuan – satuan bahasa yang jumlahnya tak terbatas, meski secara relattif, sesuai dengan yang berlaku pada basa itu. Contoh; Galau,alay lebay
8)      Bahasa itu unik
Unik artinya mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki oleh orang lain. Artinya setiap bahasa mempunyai ciri khas tertentu yang tidak dimiliki bahasa lain. Contoh; Bahasa banjar berbeda dengan bahasa jawa.
9)    Bahasa itu universal
  Artinya ada ciri yang sama dimiliki oleh setiap bahasa di dunia. Karena bahasa itu berupa ujaran, maka ciri universal dari bahasa yang paling umum adalah bahwa bahasa itu mempunyai bunyi bahsa yang mempunyai bunyi bahasa yang terdiri dari vocal dan konsonan. Contoh; I love you dengan aishiteru
9)      Bahasa itu dinamis
Karena keterkaitan bahasa itu dengan manusia, sedangkan dalam kehidupan bermasyrakat kegiatan itu tidak tetap dan selalu berubah, maka bahasa itu juga ikut berbah, menjadi tidak tetap , menjadi tidak statis. Karena itulah bahasa itu disebut dinamis.











BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
a.       Sejarah Bahasa Indonesia dimulai dari munculnya sumpah pemuda.
b.      batasan-batasan bahasa meliputi:
1)      Bahasa bersifat manusiwi,
2)      beragam,
3)      dinamis,
4)       produktif,
5)      arbitrer,
6)      bunyi,
7)      lambang,
8)      sistem.




















DAFTAR PUSTAKA

Sudjana, nana.1991. Tuntunan Penyusunan Bahasa Indonesia.Bandung : Sinar Baru.
Kanzunnudin, Muhammad. 2011. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Rembang: Yayasan Adhigama.
Alek dan Achmad H.P. 2010.Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

energi

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkatnya yang telah ia berikan k...